Misteri Kematian Diplomat Arya, Polisi Audiensi dengan Kemenko Polkam hingga Komnas HAM, Kenapa?

| 24 Jul 2025 23:00
Misteri Kematian Diplomat Arya, Polisi Audiensi dengan Kemenko Polkam hingga Komnas HAM, Kenapa?
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Ade Ary (Era.id/Sachril Agustin)

ERA.id - Kepolisian berkoordinasi dengan Kementerian Koordinator Bidang Politik dan Keamanan (Kemenko Polkam) untuk mengusut kasus Diplomat Muda Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Arya Daru Pangayunan (ADP) yang tewas dengan kepala terlilit lakban di kos-kosan di kawasan Jakarta Pusat (Jakpus).

"Kemudian audiensi juga pernah dilakukan penyelidik dengan pihak dari Kementerian Politik dan Keamanan, Polkam," kata Kabid Humas Polda Metro Jaya, Kombes Ade Ary Syam Indradi kepada wartawan di kantornya, Kamis (24/7/2025).

Namun, mantan Kapolres Metro Jakarta Selatan ini tak mau mengungkapkan maksud audiensi dengan Kemenko Polkam. Ade hanya menyebut audiensi tak hanya dilakukan dengan Kemenko Polkam, tapi juga ke Kompolnas hingga Komnas HAM.

"Audiensi, audiensi penyidik kepada pihak Kompolnas, kemudian Polkam, kemudian mendatangi TKP bersama-sama dengan Kompolnas, dan juga Komnas HAM," tuturnya.

Lalu, kata Ade, sebanyak 20 CCTV disita penyidik untuk diteliti terkait kematian ADP. Pemeriksaan saksi-saksi pun masih terus dilakukan.

Sampai saat ini, sebanyak 15 saksi telah dimintai keterangan. Ke-15 orang yang diperiksa itu di antaranya penghuni kos-kosan, rekan kerja korban, penjaga kos, hingga keluarga Arya. Polisi akan memeriksa sejumlah ahli untuk membuat terang peristiwa ini.

Untuk korban sendiri ketika ditemukan tak hanya terlilit lakban, tapi juga tertutup plastik.

"Perlu kami sampaikan bahwa korban ditemukan dalam kondisi wajah tertutup plastik. Kemudian terlilit lakban berwarna kuning," jelasnya.

Sebelumnya, beredar postingan di media sosial (medsos) Instagram terkait hasil autopsi Arya Daru Pangayunan yang tewas dengan kondisi kepala terlilit lakban di indekos di kawasan Jakpus.

Akun Instagram @nationalsecurity.id membuat postingan terkait hasil autopsi Arya dari Divisi Forensik NSA. Disampaikan jika Arya Daru bukan tewas karena bunuh diri. Pada tubuhnya ditemukan luka memar. Selain itu pada perut kiri bawah korban ada tanda menyerupai kode/simbol yang belum berhasil dipecahkan.

Arya disebut-sebut menjadi korban pembunuhan (targeted silent assassination). Pelaku diduga adalah aktor profesional dengan metode pembungkus (non destructive killing).

Korban dibunuh oleh aktor atau orang yang merasa terancam oleh misi diplomatik dan penyelidikan korban.

"NSA RI menyimpulkan bahwa terdapat pemilihan fakta secara sepihak dan pengaburan narasi demi menutup dugaan pembunuhan," demikian sebagian isi postingan yang diunggah akun Instagram @nationalsecurity.id.

Dikonfirmasi, Komisioner Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas), Choirul Anam menyebut hasil autopsi Arya belum keluar. 

"Sampai detik ini belum ada hasil autopsi. Jadi kalau itu berdasarkan autopsi begini-begini, saya juga baca, nggak ada itu, satu," kata Anam di Polda Metro Jaya, Jakarta, Selasa (22/7).

Mantan Komisioner Komnas HAM ini menghargai jika ada pihak-pihak yang membuat analisa terkait kasus kematian Arya. Menurutnya, hal itu merupakan sebuah kontrol publik terhadap sebuah peristiwa.

Namun Anam ingin jika analisa itu berdasarkan fakta. Sebab jika tidak, maka hal tersebut hanya membuat aparat penegak hukum sulit untuk mengungkap kebenaran.

"Saya kasih bocoran, spektrum tempat yang dilacak tidak hanya satu TKP, tempat kos-kosan, tapi beberapa tempat. Kami mendapatkan penjelasan yang utuh, utuh itu artinya tempatnya jelas, jejaknya digital juga jelas, kesaksian orang juga jelas," tuturnya.

Rekomendasi