ERA.id - Tiga sekolah internasional di kawasan Tangerang dan Jakarta Utara (Jakut), mendapat ancaman teror bom. Polisi menyebut pihaknya akan memburu pelaku yang menyebarkan ancaman teror itu.
Polres Metro Jakarta Utara membentuk tim gabungan bersama Polres Tangerang Selatan (Tangsel), Ditreskrimum Polda Metro Jaya dan Ditressiber Polda Metro Jaya guna mendalami asal usul ancaman tersebut.
"Kami akan terus mendalami kasus ini secara komprehensif dengan dukungan tim gabungan lintas satuan. Semua langkah kami tempuh untuk memastikan keamanan masyarakat," Kapolres Metro Jakarta Utara Kombes Erick Frendriz kepada wartawan, Kamis (9/11/2025).
Perwira menengah Polri ini meminta masyarakat untuk tenang. Dia memastikan situasi tetap aman dan terkendali. Jika warga menemukan hal mencurigakan, bisa segera melapor agar ditindaklanjuti.
"Jika membutuhkan bantuan kepolisian, segera hubungi layanan darurat 110 yang bebas pulsa. Kami juga sudah menginstruksikan seluruh Bhabinkamtibmas untuk aktif memberikan nomor kontak petugas di wilayahnya," tuturnya.
Diketahui, dua sekolah internasional, yakni Mentari Intercultural School dan Jakarta Nanyang School di kawasan Tangerang, mendapat ancaman bom, Selasa (7/10). Tim Gegana dan Jibom kemudian menuju lokasi untuk melakukan sterilisasi.
Hasil penelusuran, tidak ditemukan ada bom atau barang berbahaya di lokasi tersebut. Kedua sekolah itu menerima ancaman bom dari WhatsApp dan email.
Keesokan harinya pada Rabu (8/10), sekolah elite North Jakarta Intercultural School di kawasan Kelapa Gading, Jakut, juga mendapat teror ancaman bom. Usai dilakukan penelusuran, petugas juga tidak menemukan bom di tempat tersebut.
Pelaku itu juga menyebarkan teror melalui WhatsApp dan email. Dia meminta tebusan USD30.000 dan dikirim melalui kripto.
"Ancamannya lewat WhatsApp nomor (kode negara) Nigeria. Minta uangnya lewat kripto nilainya sekitar USD30.000," kata Kapolsek Kelapa Gading Kompol Seto Handoko Putra kepada wartawan wartawan, Rabu (8/10).