ERA.id - Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengungkapkan alasan menarik 'rem darurat' pengetatan Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Provinsi DKI Jakarta. Anies membeberkan ada peningkatan kasus COVID-19 di Jakarta yang naik secara tajam.
Kenaikan kasus itu terjadi dalam 12 hari terakhir ini terhitung sejak awal diumumkan kasus corona di Indonesia pada Maret silam.
"Bila kita lihat rentangnya sejak 3 Maret pada saat pertama kali ada kasus positif diumumkan, sampai dengan tanggal 11 September ini lebih dari 190 hari, dari 190 hari lebih itu, 12 hari terakhir kemarin menyumbangkan 25 persen kasus positif, walaupun yang sembuh juga kontribusinya 23 persen, yang meninggal dalam 12 hari terakhir adalah 14 persen," ujar Anies saat konferensi pers di Balai Kota DKI, Jalan Medan Merdeka Selatan, Minggu (13/9/2020).
Anies mengatakan karena adanya peningkatan kasus selama 12 hari terakhir itulah dia memutuskan untuk memperketat PSBB. PSBB mulai Senin (14/6) tidak lagi PSBB transisi, melainkan PSBB total.
"Karena sejak tanggal 4 Juni kita sudah melakukan transisi, di mana kegiatan-kegiatan yang semula tidak diizinkan, sudah mulai dibuka, dan sudah mulai aktivitas sosial, ekonomi, budaya bergerak. Tetapi menyaksikan selama 12 hari terakhir ini, kami merasa perlu untuk melakukan pengetatan agar pergerakan pertambahan kasus di Jakarta bisa terkendali. Karena bila ini tidak terkendali, dampak ekonomi, sosial, budaya, akan menjadi sangat besar," jelas Anies.
Menurut mantan Mendikbud ini, Jakarta masih dalam masa PSBB selama ini. Hanya saja dalam masa PSBB transisi sejak 4 Juni, beberapa sektor yang tak diizinkan beroperasi, sudah boleh berkegiatan lagi meski dengan sejumlah pembatasan.
"Ke depan meneruskan semua institusi pendidikan, sekolah, masih tetap tutup, lalu seluruh kawasan pariwisata taman rekreasi semua kegiatan hiburan tutup. Begitu juga dengan ketika taman kota, RPTRA, fasilitas-fasilitas umum yang terkait dengan penkumpulan orang ditutup," ucap Anies.
Gubernur mengharapkan agar warga disiplin menerapkan protokol kesehatan terutama memakai masker. "Ini semua dikerjakan demi keselamatan kita semua. Sudah lebih daei 1.300 warga yang wafat karena COVID-19, kita ingin agar kita makin solid sebagai masyarakat," tuturnya.