ERA.id - Tugu sepatu yang berada di Jakarta beberapa waktu lalu sempat bikin heboh media sosial. Bagaimana tidak, tugu ini terbilang unik dan baru dilihat.
Banyak warganet yang menganggap, tugu sepatu ini adalah iklan yang dipromosikan oleh Pemprov DKI lewat pembangunan sebuah tuga.
Menanggapi hal itu, Pemerintah Provinsi DKI Jakarta mengaku instalasi berbentuk sepatu raksasa itu dibuat untuk mempercantik kota Jakarta dan memberikan dukungan kepada pelaku usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM).
Belakangan, karena heboh, tugu ini pun jadi tempat menyalurkan bakat para seniman dengan membuat graffiti. Belakangan hal itu pun dianggap sebagai aksi vandalisme.
"Kemudian ada yang corat-coret yang tidak bijak, tidak baik, makanya sekarang harus dibersihkan dulu, dirapihkan, nanti pada waktunya kita akan tampilkan lagi," kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Ahmad Riza Patria, Senin (20/9/2021).
Coretan itu diketahui dilakukan oleh seorang pemuda pada Sabtu (18/8) dini hari. Menyalurkan seninya, ia memakai pilox (cat semprot) untuk mencoret-coret salah satu sisi sepatu raksasa tersebut.
Untuk diketahui, instalasi Tugu Sepatu tersebut merupakan hasil kolaborasi Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Disparekraf) DKI bersama Jakarta Experience Board (JXB) dan Sepatu Compass.
Instalasi bertajuk Xpresikan Warnamu ini sekaligus menjadi penanda dimulainya rangkaian acara Festival Kolaborasi Jakarta 2021.
Di sisi lain, produsen sepatu buatan Indonesia, Sepatu Compass, mengucapkan apresiasi terhadap seluruh masyarakat yang telah antusias atas instalasi sepatu raksasa di Kawasan Sudirman dan Lapangan Banteng.
Instalasi sepatu raksasa itu dipajang di beberapa titik lokasi Jakarta hanya sampai Minggu (19/9) lalu.
Menanggapi beda sikap sebagian orang soal graffiti yang dianggap vandalisme dan mural yang dianggap seni, pegiat media sosial Denny Siregar angkat bicara lewat Twitter-nya.
"Kalo coretan di dinding yang menghina @jokowi, itu disebut mural.. Coretan yang sama di tugu sepatu @aniesbaswedan, disebut vandalisme.. Beda nama, sesuai ukuran kebencian."