Detik-detik Seorang Pedagang Pasar Malabar, Kota Tangerang, Tewas Ditusuk Rekannya, Sempat Sadarkan Diri dan Buang Selang Infus

| 03 Nov 2021 16:19
Detik-detik Seorang Pedagang Pasar Malabar, Kota Tangerang, Tewas Ditusuk Rekannya, Sempat Sadarkan Diri dan Buang Selang Infus
Suasana rumah duka korban penikaman di Pasar Malabar (Iqbal/era.id)

ERA.id - Salah satu korban penikaman oleh pedagang di Pasar Malabar, Kecamatan Cibodas, AS meninggal dunia. Pria 43 tahun yang juga bekerja sebagai pedagang ini menghembuskan nafas terakhir setelah sempat dirawat intensif di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Tangerang, Rabu (3/11/2021).

Diketahui, AS ditikam temannya sesama pedagang bernama Risman (51) pada Selasa, (2/11/2021) pagi menggunakan senjata tajam. AS ditikam Risman saat akan membereskan dagangan. Selain AS, Risman juga menikam pedangan lainnya, P saat mencoba menghentikan aksi brutalnya.

Kabar meninggalnya AS disampaikan oleh Kapolsek Jatiuwung, Kompol Zazali Haryono. Dia mengatakan AS meninggal diduga karena luka tusukan.

"Iya, terkait penyebab kematian dan berapa luka tusuk saya belum tahu dari Dokter nanti saya kabari ya. Satu korban lainnya masih di rawat," ujarnya.

Jenazahnya pun langsung diserah ke pihak keluarga. Jenazah AS tiba di rumah duka sekitar Pukul 13.30 WIBdi jalan Selada Raya nomor 115 RT 01 RW 08, Kelurahan Cibodasari, Kecamatan Cibodas. Rencananya jenazah akan dimakamkan di Tempat Pemakaman Umum (TPU) Gerubuk, Kecamatan Kelapa Dua, Kabupaten Tangerang, sekira pukul 15.30 WIB setelah disemayamkan.

Ayah korban, Samidin mengungkapkan kalau anaknya itu mendapat 7 luka tusukan ditubuhnya. AS kata dia sempat menjalani operasi lantaran dokter memberitahukan kalau terdapat pendarahan. Sehingga harus dilakukan pembedahan.

"Kita setuju di bedah semuanya, dibersihkan, dan selesai di bedah," ujarnya saat ditemui di rumah duka.

Samidun mengungkapkan kalau anaknya tersebut sempat sadar diri usai menjalani operasi bedah. Namun, keluarga tidak dapat menjenguknya karena berada di ruang ICU.

Kata Samidun, anaknya tersebut merasa tak nyaman dan ingin pulang. Hingga dia membuang infusnya. Saat itulah, kondisinya mulai melemah hingga akhirnya meninggal.

"Selang untuk transfusi darah, terus cairan makanan sama napas itu di buang sama dia (korban). Dia minta pulang setelah itu drop dan diambil tindakan lagi, enggak kuat selesai (meninggal dunia)," katanya.

Menurut Samidin, perselisihan antara korban dan pelaku tidak sering terjadi, dan korban selalu menanggapi perselisihan itu dengan tenang tanpa menaruh perasaan emosi.

"Kalau ketemu dan orang itu (pelaku) bukan cuma anak saya, kelurga semua, istri saya, pembantu saya di pasar sampai pedagang lain, telur misalnya yang drop di tempat saya itu di musuhin sama dia," pungkasnya.

Rekomendasi