'Bau Tak Sedap' di Balik Jam Tayang Pertandingan Sepak Bola Berujung Tragedi di Kanjuruhan

| 12 Oct 2022 12:05
'Bau Tak Sedap' di Balik Jam Tayang Pertandingan Sepak Bola Berujung Tragedi di Kanjuruhan
Polisi menembakkan gas air mata ke arah suporter di Stadion Kanjuruhan, Malang, Sabtu (1/10/2022). (Antara)

ERA.id - Jam tayang pertandingan Liga 1 antara Persebaya vs Arema FC pada Sabtu (1/10) lalu menjadi salah satu sorotan di balik tregadi di Stadion Kanjuruhan, Malang, Jawa Timur.

Tim Gabungan Independen Pencari Fakta (TGIPF) Tragedi Kanjuruhan mencium 'bau tak sedap' dari jadwal pertandingan yang dimulai pukul 20:00 WIB. Sebabnya, semula pihak kepolisian merekomendasikan agar laga digelar sore hari mengingat pertandingan Arema melawan Persebawa masuk kategori high risk. Namun PT Liga Indonesia Baru (LIB) tetap menginginkan di malam hari.

Anggota TGIPF Rhenald Kasali pun mempertanyakan kalahnya surat rekomendasi Polres Malang terkait jadwal pertandingan.

"Ada surat dari Kapolres yang meminta agar (pertandingan) dilaksanakan sore hari, terus diminta oleh PT LIB agar dilakukan malam hari," kata Rhenald di Kantor Kemenko Polhukam, Jakarta Pusat, dikutip Rabu (12/10/2022).

"Kalau memang itu ditolak, mengapa polisi kalah? Mengapa Polres kalah? Mengapa Polres kalah dan harus tetap dijalankan pada malam hari?" imbuhnya.

Rhenald mengatakan, kuat dugaan adanya pihak tertentu yang bisa memaksa pihak kepolisian menyetujui jadwal pertandingan digelar malam hari meskipun berisiko tinggi.

"Ada indikasi-indikasi yang misalnya kenapa bisa jadi malam. Itu juga kemungkinan besar di situ ada pihak tertentu yang mempunyai kekuatan untuk mengatur tetap menjadi malam hari," kata Rhenald.

Rhenald menduga, jadwal pertandingan tetap dipaksakan di malam hari untuk mengakomodir iklan rokok yang baru bisa tayang sekitar pukul 21:30 WIB.

Adapun pemegang hak siar Liga 1, termasuk pertandiangan Persebaya melawan Arema FC adalah PT Indosiar.

"Kami juga mendengar mungkin itu salah satunya mengakomodir, mungkin ya, kemungkinan mengakomodir iklan rokok yang baru mulai diizinkan keluar di jam setengah 10 malam," katanya.

Indosiar Lepas Tanggung Jawab ke PT LIB

Pada Selasa (11/10), TGIPF Tragedi Kanjuruhan memanggil sejumlah pihak untuk dimintai keterangan. Diantaranya Persatuan Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI), PT LIB, dan Indosiar.

Direktur Program dan Produksi Indosiar dan SCTV, Harsiwi Achmad membantah ikut campur mengatur jam tanyang pertandingan sepak bola. Dia mengatakan, jam pertandingan sudah diatur oleh PT LIB yang dikoordinasikan kepada pihaknya.

"Memang dari jadwal awal itu sudah ada jadwalnya, setahun kan sudah ada jadwalnya tuh, tetapi dalam perjalan itu bisa terjadi dinamika, bisa terjadi perubahan yang mana perubahan-perubahan itu pasti akan dikomunikasikan oleh LIB kepada kami," kata Siwi.

Siwi menegaskan, jika ada perubahan jadwal dari PT LIB, pihaknya pasti akan mengikuti. Hal itu, menurutnya sudah sering dilakukan apalagi Indosiar dan PT LIB sudah sejak 2018 bekerja sama.

"Kami di Indosiar pasti akan mengikuti apapun, berubah atau tidak berubah LIB lah yang akan menentukan. Apabila berubah sore, maka kami akan ikut. Apabila tidak, kami akan melaksanakan apa yang menjadi keputusan LIB," kata Siwi.

Siwi pun membantah bahwa laga Arema kontra Persebaya sengaja ditayangkan malam hari karena pertimbangan jam prime time di televisi. Dia juga membantah penayangan laga tersebut berkaitan dengan iklan rokok.

"Saya kemukakan itu tidak benar," tegas Siwi.

Siwi menegaskan, tidak pernah ada iklan rokok selama bekerja sama dengan PT LIB menayangkan Liga 1 sejak 2018. Dia mengklaim iklan rokok baru muncul setelah pertandingan selesai.

"Dalam Liga 1 itu tidak ada iklan sponsor rokok kita kerjasama Liga 1 dari 2018 sampai sekarang tidak ada iklan rokok sama sekali. Kalau rokok itu muncul pas setelah pertandingan, karena itu namanya time signal rokok, itu waktu tertentu di mana rokok itu masuk. Itu jam 21.30 kan baru boleh beriklan," pungkasnya.

Rekomendasi