ERA.id - Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Boy Rafly Amar menyebut, pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat yaitu Agus Sujatno alias Agus Muslim sempat mendapatkan bantuan dari pemerintah, sebelum akhirnya hilang kontak. Hal itu disampaikan dalam Rapat Kerja dengan Komisi III DPR RI, Senin (13/2/2023).
Awalnya, Boy menceritakan bahwa Agus merupakan eks narapidana terorisme (napiter) yang masih berstatus merah. Dalam program deradikalisasi yang dilakukan BNPT pun Agus jarang hadir dengan berbagai macam alasan.
"BNPT juga melaksanakan kegiatan pembinaan pada mitra deradikalisasi di Jawa Tengah dan mengundang AS (Agus Sujatno), namun beberapa kali yang bersangkutan kecenderungan tidak kooperatif dan bahkan tidak hadir dengan alasan sakit, ada keperluan keluarga dan sebagainya," kata Boy.
Namun BNPT melalui tim sinergitas terus melakukan pendekatan secara intens, hingga akhirnya Agus mulai terbuka dan mengeluhkan kesulitan ekonomi.
Pasca bebas dari penjara, Agus diketahui bekerja sebagai juru parkir di sebuah rumah makan di Sukoarjo, Jawa Tengah.
"Setelah melakukan pendalaman, AS mengaku hanya menerima pendapatan sebesar Rp20 ribu per hari, dan setiap minggunya diberikan Rp100 ribu oleh penanggung jawab di lingkungan tersebut bernama Agus Suharyanto," kata Boy.
Mendengar hal tersebut, Tim Sinergitas lantas menrekomendasikan Agus sebagai penerima manfaat bantuan dari pemerintah berupa sebuah helm dari Kementerian Perhubungan, dan kompor beserta tabung gas dari perusahaan BUMN PT Jasa Raharja.
Bantuan tersebut diberikan setelah Agus mengungkapkan hendak berhenti dari pekerjaannya sebagai juru parkir dan berwiraswasta.
"AS pernah menyampaikan keinginan untuk dapat membuka usaha sendiri dan berhenti bekerja sebagai tukang parkir," kata Boy.
Namun, setelah mendapat bantuan tersebut, Agus justru memutuskan komunikasi dengan Tim Sinergitas. Belakangan diketahui Agus menjadi pelaku bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar, Bandung, Jawa Barat.
"Setelah mendapatkan bantuan tersebut, AS malah memutus kontak dengan Tim Sinergitas dan hilang kontak, sampai akhirnya ditemukan yang bersangkutan teridentifikasi melakukan aksi bom bunuh diri di Polsek Astana Anyar," pungkasnya.