ERA.id - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto bertemu dengan 38 DPD Partai Golkar se-Indonesia di Bali pada Minggu (30/7).
Dalam pertemuan itu, sejumlah DPD Golkar meminta Airlangga untuk berkoalisi dengan Partai Gerindra dan mendukung Prabowo Subianto para Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.
"Di dalam diskusi santai dan informal sebagian besar suasana kebatinan beberapa DPD 1 mendorong agar Golkar bisa berkoalisi dengan Gerindra," kata Ketua DPD 1 Kalimantan Barat Golkar Maman Abdurahman kepada wartawan, dikutip Selasa (1/8/2023).
Menurutnya, alasan sejumlah DPD Partai Golkar mendorong berkoalisi dengan Partai Gerindra karena Prabowo pernah menjadi kader Partai Golkar.
Selain itu, pada Pemilihan Presiden (Pilpres) 2014, Partai Golkar pernah mengusung Prabowo sebagai calon presiden (capres).
"Pak Prabowo kan pernah di Golkar dan di pilpres tahun 2014, Golkar pernah berkoalisi mendukung Pak Prabowo," kata Maman.
Di samping itu, elektabilitas Prabowo dalam sejumlah survei juga harus diperhitungkan.
"Di tambah lagi, secara elektabilitas, Pak Prabowo menurut kawan-kawan DPD 1 Golkar cukup mentereng dan signifikan," ucap Maman.
Terpisah, Wakil Ketua Umum Partai Golkar Ahmad Doli Kurnia mengatakan, pertemuan Airlangga dengan 38 DPD Partai Golkar membahas soal wacana musyawarah nasional luar biasa (munaslub).
Doli mengklaim, 38 DPD Partai Golkar se-Indonesia menyatakan menolak munaslub dan taat pada satu komando di bawah kepemimpinan Airlangga Hartarto.
"Kami menyatakan 100 persen, kami di sini menolak munaslub. Kami ingin fokus bekerja untuk memenangkan agenda politik 2024 bersama Pak Airlangga Hartarto," kata Doli melalui keterangan tertulis.
Diketahui, jelang Pemilu 2024, Partai Golkar belum menentukan arah dukungan politiknya.
Belakangan, peluang Partai Golkar berkoalisi dengan PDI Perjuangan terbuka pasca pertemuan Airlangga Hartarto dengan Puan Maharani. Keduanya juga sepakat membentuk tim teknis untuk penjajakan kerja sama politik.