KPU Sebut Pilpres 2024 Lebih Ringan Daripada Pilpres 2019, Ini Sebabnya

| 12 Oct 2023 08:02
KPU Sebut Pilpres 2024 Lebih Ringan Daripada Pilpres 2019, Ini Sebabnya
Ketua KPU RI Hasyim Asy'ari dalam kegiatan dialog publik yang digelar Mabes Polri di Jakarta, Rabu (11/10/2023). ANTARA/Mario Sofia Nasution

ERA.id - Ketua Komisi Pemilihan Umum (KPU) Hasyim Asy’ari mengatakan konflik dalam Pemilu Presiden (Pilpres) 2024 akan lebih ringan ketimbang Pilpres 2019 karena pemilu kepala daerah tidak mendahului pemilu presiden.

"Kami optimistis Pemilu 2024 akan berjalan dengan damai dan demokratis," kata Hasyim Asy’ari di Jakarta dikutip dari Antara, Kamis (12/10/2023).

Menurut dia, ada beberapa indikator yang menyebabkan potensi konflik Pemilu 2024 tak seberat pemilu sebelumnya.

Hasyim Asy’ari menyebutkan adanya konflik pada Pemilu Presiden 2019 dimulai dari kerasnya kompetisi politik pada Pilkada DKI Jakarta 2017.

Dilanjutkan dengan Pilkada Serentak 2018 hampir di seluruh Indonesia. Setelah itu, persiapan Pemilu 2019 juga dimulai pada tahun 2018.

Sementara itu, pada Pemilu 2024 ini tensi politik tidak tinggi karena pemilu kepala daerah baru dilakukan pada tahun 2024 setelah pilpres dan pileg.

"Kompetisi politik kepala daerah tidak ada sehingga hanya fokus pada pemilu presiden dan pemilu anggota legislatif (pileg) saja," kata dia.

Selain itu, indikator kedua adalah pemilu yang digelar 14 Februari 2024 hasilnya harus diumumkan paling lambat 35 hari setelah pencoblosan.

Paling lambat 20 Maret 2024 hasil pemilu secara nasional akan diumumkan sehingga partai politik sibuk melihat kursi yang mereka dapatkan, baik di DPR RI, DPRD provinsi, maupun DPRD kabupaten/kota.

"Hasil pemilu ini tidak dapat diprediksi dan akan membuat partai politik menunggu untuk melihat hasil perolehan kursi mereka," tutur dia.

Hasyim mengatakan bahwa hasil pemilu anggota legislatif ini akan menjadi modal mereka untuk menghadapi pilkada mendatang.

Ia mengemukakan bahwa bisa saja partai yang berkoalisi pada Pilpres 2024 akan berbeda koalisi pada pilkada, atau mereka yang berlawanan pada pilpres bisa menjadi lawan pada pilkada.

"Tak ada lawan dan kawan yang abadi dalam politik," kata Hasyim.

Ia mengatakan untuk menciptakan pemilu damai akan sangat bergantung cara pandang dan dengan pandangan positif akan tercipta pemilu yang damai dan demokratis.

“Kita Mulai tata fikiran dan hati untuk menciptakan pemilu berjalan damai dan demokratis ,” kata dia

Rekomendasi