Elektabilitas Prabowo-Gibran Stagnan, Pemilu Satu Putaran Sulit Terjadi

| 21 Jan 2024 14:18
Elektabilitas Prabowo-Gibran Stagnan, Pemilu Satu Putaran Sulit Terjadi
Gibran Rakabuming bersama Prabowo Subianto.

ERA.id - Lembaga survei Charta Politika Indonesia merekam kemandegan elektabilitas pasangan calon presiden/wakil presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka pada Januari 2024.

Berdasarkan hasil survei terbaru Charta Politika periode Januari, angka elektabilitas Prabowo-Gibran anjlok dibanding periode Desember 2023.

Angka elektabilitas Prabowo-Gibran periode ini tak sampai 50 persen, tetapi hanya mampu di 42,2 persen. Sementara pada Desember lalu ada di posisi 43,8 persen.

Elektabilitas Prabowo-Gibran tersendat di angka 40-an sejak November tahun lalu. Kini jelang kurang dari sebulan hari H Pilpres 2024, elektabilitas keduanya betah di putaran angka tersebut.

“Prabowo Subianto–Gibran Rakabuming (42,2 persen) menjadi pilihan tertinggi responden pada pertanyaan tertutup, di atas Ganjar Pranowo–Mahfud MD (28, persen) dan Anies Baswedan–Muhaimin Iskandar (26,7 persen)” kata Ketua Peneliti Charta Politika, Nahrudin lewat keterangan tertulis hasil survei  Charta Politika Indonesia, Minggu (21/1/2023).

Mandeknya elektabilitas paslon 02 mengindikasikan penyelenggaraan Pilpres 2024 satu putaran sulit terjadi. Terlebih lagi Charta Politika juga merekam keteguhan responden akan pilihannya saat ini.

Sebanyak lebih dari 70 persen responden mengaku sudah mantap akan memilih paslon pilihannya pada saat hari H Pilpres 2024 mendatang.

Tingkat undecided voters (pemilih yang belum menentukan pilihannya) juga sudah terbilang rendah, yakni berada di bawah 5 persen. Sementara sisanya masih belum teguh atas pilihannya.

“Sebanyak 75,7 persen responden menyatakan sudah mantap dengan pilihannya saat ini,” katanya.

Charta Politika melakukan survei pada kurun 4-11 Januari 2024 lalu. Menyasar masyarakat Indonesia dengan usia 17 tahun atau sudah memenuhi syarat pemilih dan dengan jumlah sampel 1.220 responden.

Wawancara dilakukan lewat tatap muka (face to face interview) menggunakan metode sampling multistage random sampling. Tingkat kesalahan hasil survei atau margin of error dipatok sebesar 2.82 persen persen dengan quality control 20 persen dari total sampel.

Rekomendasi