PDIP Pertanyakan Pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi: Kalau Sudah Yakin Aman, Ngapain ada Konsolidasi Tambahan

| 19 Feb 2024 14:55
PDIP Pertanyakan Pertemuan Surya Paloh dengan Jokowi: Kalau Sudah Yakin Aman, Ngapain ada Konsolidasi Tambahan
Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pertanyakan pertemuan Surya Paloh dan Presiden Jokowi. (ERA/Gabriella Thesa)

ERA.id - Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto mempertanyaan pertemuan antara Ketua Umum Partai NasDem Surya Paloh dengan Presiden Joko Widodo. Pertemuan itu hanya memperkuat kecurigaan adanya kecurangan dalam pelaksanaan Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Pertemuan Surya Paloh dan Presiden Jokowi dinilai sebagai sinyal ajakan kepada Partai NasDem untuk bergabung dengan koalisi kubu pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka.

Menurut Hasto, apabila kubu Prabowo-Gibran sudah yakin aman menggalang suara rakyat, seharusnya tidak perlu ada langkah konsolidasi tambahan. Apalagi dilakukan oleh seorang kepala negara yang seharusnya bertanggung jawab terhadap kualitas demokrasi.

"Ini memperkuat kecurigaan bahwa ada persoalan terkait dengan pemilu itu. Kalau sudah aman-aman, yakin dukungan rakyat seperti itu, ngapain harus dilakukan suatu langkah-langkah seperti itu," kata Hasto kepada wartawan di Gedung High End, Kebon Sirih, Jakarta Pusat, Senin (19/2/2024).

Sekretaris Tim Pemenagan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud itu menambahkan, pertemuan antara Surya Paloh dan Presiden Jokowi juga patut dicurigai sebab proses Pemilu 2024 belum selesai. Saat ini, Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI masih melakukan proses rekapitulasi.

Menurutnya, jika proses pemilu memang berjalan dengan baik dan sesuai dengan aturan yang berlaku, maka tidak perlu ada pertemuan semacam itu.

"Kalau semua proses itu berjalan baik, ya tidak perlu dilakukan suatu proses konsolidasi pasca pemilu, karena semuanya berjalan natural sesuai dengan kehendak rakyat," ucapnya.

Pertemuan antara Surya Paloh dan Jokowi, kata Hasto, justru semakin membuktikan bahwa demokrasi di Indonesia dalam masalah besar.

"Tetapi, ketika proses konsolidasi justru tetap dilakukan, itu menunjukan ada question mark, yang kemudian harus dijawab bersama-sama bahwa demokrasi kita sedang dalam masalah besar," tegasnya.

Sebagai informasi, Surya Paloh menyambangi Istana Merdeka, Jakarta untuk bertemu Presiden Jokowi pada Minggu (18/2) malam.

Sebelumnya, Bendahara Umum Partai NasDem Ahmad Sahroni menyebut, kedatangan Surya Paloh ke Istana Merdeka karena dipanggil Presiden Jokowi.

Namun, Koordinator Staf Khusus Presiden, Ari Dwipayana menyebut, pertemuan itu merupakan permintaan Surya Paloh.

Belakangan, pernyataan Ari dibantah oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) Partai NasDem Hermawi Taslim yang menyebut bahwa Surya Paloh hanya sebatas memenuhi undangan Presiden Jokowi ke Istana Merdeka.

Menanggapi hal itu, Presiden Jokowi enggan berkomentar. Menurut dia, yang paling penting dari pertemuan tersebut adalah manfaatnya bagi dunia politik di Tanah Air.

"Saya kira dua-duanya enggak perlu lah siapa yang undang, enggak perlu. Yang paling penting memang ada pertemuan dan itu akan sangat bermanfaat bagi perpolitikan kita, bagi negara kita. Yang paling penting itu," jelas Jokowi.

Diketahui pula, pada Pilpres 2024, Partai NasDem mengusung pasangan Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar. Hanya saja, berdasarkan hitung cepat sejumlah lembaga survei, pasangan nomor urut dua itu kalah suara dari pesaingnya yaitu pasangan Pabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Adapun Gibran merupakan putra sulung Presiden Jokowi.

Rekomendasi