Golkar Buka-bukaan soal Peran Jokowi di Pemerintahan Mendatang: Masukannya Sangat Dibutuhkan

| 27 Feb 2024 22:30
Golkar Buka-bukaan soal Peran Jokowi di Pemerintahan Mendatang: Masukannya Sangat Dibutuhkan
Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan. (ERA/Gabriella Thesa)

ERA.id - Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyebut, Presiden Joko Widodo bakal mendapatkan peran di pemerintahan berikutnya apabila pasangan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka dinyatakan sebagai pemenang dalam Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024.

Ketua DPP Partai Golkar Ace Hasan Syadzily merespons, wajar jika Jokowi kedepannya mendapat peran penting. Sebagai sosok yang 10 tahun memimpin Indonesia, pandangan dan masukannya untuk pemerintahan mendatang sangat dibutuhkan.

"Beliau memiliki prestasi dengan tingkat kepuasaan publik terhadap kinerja beliau yang luar biasa. Tentu berbagai pemikirannya, pandangannya, masukannya, sangat dibutuhkan oleh bangsa ini," kata Ace kepada wartawan di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Selasa (27/2/2024).

Disinggung apakah Jokowi bakal menempati posisi dewan pertimbangan presiden (watimpres) di pemerintahan mendatang, Ace enggan menjawab.

"Kalau pada level itu, saya kira saya tidak punya kewenangan untuk menjawab," ujarnya.

Wakil ketua Komisi VIII DPR RI itu juga tak mau menjawab ketika disinggung apakah Jokowi ikut terlibat dalam menentukan nama-nama jajaran kabinet di pemerintahan Prabowo-Gibran jika menang Pilpres 2024.

"Saya enggak tahu," ucapnya.

Sebelumnya, Ketua Umum Partai Golkar Airlangga Hartarto menyebut, Presiden Jokowi bakal mendapatkan peran di pemerintahan berikutnya.

Namun, Golkar selaku salah satu partai pengusung Prabowo-Gibran mengajak semua pihak menunggu hasil resmi penghitungan suara oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) RI.

"Kita tunggu keputusan KPU," ujar Airlangga.

Sementara itu, program prioritas Prabowo-Gibran tentang makan siang gratis sudah turut dimasukkan dalam pembahasan Rencana Kerja Pemerintah 2025 dalam Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Senin (26/2).

Menanggapi hal tersebut, Airlangga memberikan istilah bahwa hal itu semacam “amplop anggaran” yang mesti diantisipasi.

“Itu kan namanya envelope, amplop. Amplop anggaran kan harus dibaca detailnya lagi. Dalamnya isinya apa itu,” ujarnya.

Rekomendasi