Klaim PPP Lolos Parlemen, Sandiaga Wanti-wanti soal Suara Hilang

| 14 Mar 2024 15:55
Klaim PPP Lolos Parlemen, Sandiaga Wanti-wanti soal Suara Hilang
Ketua Bappilu PPP Sandiaga Uno klaim suara partainya sudah lebihi ambang batas parlemen. (Era.id/Gabriella Thesa)

ERA.id - Ketua Badan Pemenangan Pemilu (Bappilu) DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Sandiaga Uno mengklaim, suara partainya sudah melebihi ambang batas parlemen atau parliamentary threshold sebesar empat persen.

Menurutnya, besaran perolehan suara PPP itu berdasarkan hasil tabulasi manual yang dilakukan dua pekan terakhir.

"Sudah kami lakukan tabulasi secara manual dan itu telah dilakukan dua minggu terkahir dan Alhamdulillah berdasarkan data yang kita miliki PPP sudah melampaui ambang batas empat persen," kata Sandi di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, dikutip Kamis (14/3/2024).

Meski begitu, dia mewanti-wanti para kader PPP tetap mengawal proses rekapitulasi suara Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Dia mengingatkan, jangan sampai ada suara yang hilang atau berkurang.

"Dan ini yang nanti semua kader di daerah kita arahkan untuk mengawal capain suara ini. Jangan sampai ada yang nanti hilang atau jangan sampai ada yang berkurang," tegas Sandi.

Menteri pariwisata dan ekonomi kreatif (menparekraf) itu menambahkan, PPP masih berkomitmen untuk memberikan kontribusinya kepada masyarakat. Oleh karena itu, penting menjaga suara hingga lolos parlemen.

"Sehingga, capaian empat persen ini akan memastikan kita nanti akan berkontribusi, akan tetap memberikan manfaat kepada masyarakat dengan hadirnya PPP di DPR RI," kata Sandi.

Sebelumnya, PPP dikhawatirkan tak lolos parlmen setelah menengok real count melalui Sistem Informasi Rekapitulasi (Sirekap) milik KPU RI.

Perolehan suara PPP tiba-tiba turun dari empat persen menjadi sekitar tiga persen.

Sementara suara PSI secara mendadak melonjak dari sekitar dua persen menjadi 3,9 persen.

Muncul dugaan PSI yang digawangi putra bungsu Presiden Joko Widodo yaitu Kaesang Pangarep, melakukan penggelembungan suara demi lolos ke parlemen.

Belakangan, KPU RI menghapus grafik perolehan suara melalui Sirekap. Alasannya masih banyak salah input data sehingga menimbulkan kegaduhan di publik.

Rekomendasi