KPK Akui OTT Korupsi di Sidoarjo Tak Sempurna, Imbasnya Penanganan Kasus Jadi Lambat

| 08 May 2024 23:37
KPK Akui OTT Korupsi di Sidoarjo Tak Sempurna, Imbasnya Penanganan Kasus Jadi Lambat
Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur. (ERA.id/Flori Anastasia).

ERA.id - Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengakui bahwa operasi tangkap tangan (OTT) dugaan rasuah di Sidoarjo, Jawa Timur tidak sempurna. Sebab, tidak seluruh pejabat Pemkab Sidoarjo yang terlibat dalam kasus tersebut berhasil ditangkap saat OTT.

Direktur Penyidikan KPK, Asep Guntur mengatakan, ketidaksempurnaan OTT itu mengakibatkan penanganan kasus yang melibatkan Bupati Sidoarjo Ahmad Muhdlor Ali alias Gus Muhdlor menjadi lambat.

"Kenapa ini kan OTT kok lambat? Perlu kami jelaskan bahwa tadi juga sudah dijelaskan sebetulnya oleh beliau (Wakil Ketua KPK Johanis Tanak) bahwa OTT ini tidak sempurna," kata Asep kepada wartawan yang dikutip Rabu (8/5/2024).

Asep menjelaskan, saat OTT, KPK hanya berhasil menangkap Kasubag Umum BPPD Sidoarjo Siska Wati (SW). Sementara, pejabat lainnya, termasuk Gus Muhdlor tidak terjaring dalam operasi senyap itu.

"Artinya tidak sempurna itu tidak seluruh pejabat yang kita akan OTT itu berhasil ditangkap," ujar Asep.

Oleh karena itu, jenderal bintang satu Polri ini mengungkapkan, KPK menggunakan strategi penyidikan dari luar ke dalam. Artinya, tim penyidik KPK mengumpulkan berbagai bukti dahulu, kemudian menahan pelaku utamanya.

"Berbeda ketika kita langsung bisa menangkap (pejabat pelaku korupsi) yang pokoknya, yang utamanya. Kita menggunakannya metodenya dari dalam ke luar," jelas Asep.

Sebagai informasi, KPK menggelar OTT di Sidoarjo pada akhir Januari 2024. Namun, lembaga antirasuah ini baru menahan Gus Muhdlor pada Selasa (7/5). Dia ditahan usai ditetapkan sebagai tersangka korupsi pemotongan uang insentif ASN di BPPD Sidoarjo.

Rekomendasi