ERA.id - Staf Sekjen PDI Perjuangan Hasto Kristiyanto, Kusnadi mengaku menjalani pemeriksaan secara paksa selama tiga jam oleh dua penyidik KPK pada Senin (10/6). Bahkan, dia sempat dibentak penyidik selama interogasi itu.
Kus, sapaan akrabnya, merasa takut selama diperiksa. Sebab, ia tidak didampingi pengacara.
Hal ini Kus sampaikan usai membuat aduan terhadap tindakan kesewenang-wenangan penyidik KPK, Kompol Rossa Purbo Bekti ke Komnas HAM, Jakarta Pusat, Rabu (12/6).
"Dibentaknya, 'udah kamu diam saja'. Cuma, kan, saya orang biasa, saya takut," kata Kus dalam keterangan tertulisnya, Rabu (12/6/2024).
Kus mengaku tidak tahu alasan penyidik KPK secara tiba-tiba memeriksanya. "Katanya buat pembuktian, enggak tahu saya, enggak tahu itu pembuktian apa saya enggak tahu," ujar dia.
Sebagai staf, Kus ikut mengantar Hasto saat menjalani pemeriksaan sebagai saksi dalam kasus suap buronan Harun Masiku di Gedung KPK, Jakarta Selatan, Senin (10/6). Usai Hasto masuk ke ruang pemeriksaan, Kus dan rombongan menunggu di lantai bawah.
Namun, seseorang menggunakan topi dan masker yang belakangan diketahui sebagai Kompol Rossa, mendekat ke Kus dengan alasan dipanggil Hasto. Dia kemudian ikut naik ke lantai ruang pemeriksaan Hasto.
Setibanya di sana, ternyata dia bukannya bertemu Hasto. Sebaliknya, ia justru digeledah dan dipaksa untuk pemeriksaan badan. Barang-barang yang ia bawa juga disita.
Beberapa barang pribadinya, seperti buku tabungan turut disita oleh Kompol Rossa.
"Ada, ATM sama buku tabungan yang isinya juga enggak seberapa, enggak ada Rp1 juta," ungkap Kus.
Pria yang masih bertani bawang itu mengaku, kini ia kesulitan memberikan nafkah bagi keluarganya di kampung halaman, Brebes, Jawa Tengah. Sebab, penyidik KPK menyita buku tabungan hingga ponselnya.
"Sampai sekarang belum, belum bisa menafkahi, karena kemarin juga saya ponselnya disita juga," ujar dia.