ERA.id - Konstelasi pemilihan gubernur (Pilgub) Jawa Barat (Jabar) 2024 kian mengerucut. Terbaru, Ketua Harian Ketua Harian DPP Partai Gerindra, Sufmi Dasco Ahmad menyebut, mantan Bupati Purwakarta Dedi Mulyadi akan dipasangkan dengan mantan Wali Kota Bogor Bima Arya untuk Pilgub Jabar 2024.
Terkait hal ini, Ketua DPD PDIP Jabar Ono Surono mengaku akan mendalami potensi koalisi dengan partai-partai lainnya termasuk PKS. Selain PKS, PDIP Jabar juga akan menjalin komunikasi dengan PPP, NasDem, dan PKB.
"Berita hari ini RK (Ridwan Kamil) ke Jakarta, lalu koalisi KIM dengan beberapa partainya akan mengusung Dedi Mulyadi dan Bima Arya, maka PDI Perjuangan harus membangun koalisi dengan PKS, PPP, NasDem, PKB untuk bagaimana figur-figur dari mereka juga akan kita diskusikan," kata Ono, Kamis (13/5/2024).
Ono menjelaskan, potensi koalisi dengan partai politik tersebut berdasarkan perolehan kursi-kursi di DPRD Jabar. Pada Pileg 2024, PKS memperoleh 19 kursi, PKB 15 kursi, dan Nasdem 8 kursi.
"Dikaitkan juga dengan jumlah perolehan kursi tentunya," ujarnya.
Kendati begitu, Ono menyebut kondisi koalisi hingga saat ini masih dinamis dan cair. Bahkan, koalisi partai untuk Pilgub Jabar tidak terpatok pada koalisi partai di tingkat pusat.
"Nanti kita lihat, apakah linier atau tidak. Mereka belum putuskan, kita juga belum putus. Tapi kami dengan PPP tentunya sudah sering banyak diskusi. Mudah-mudahan tidak ada kendala untuk ditingkat Gubernur, tapi kan dengan PPP belum cukup untuk mengusung," katanya.
Ono menambahkan, DPP PDIP telah menugaskan dirinya untuk mengikuti kontestasi Pilgub Jabar. Namun, DPP tidak mempermasalahkan apabila Ono hanya maju sebagai calon wakil gubernur.
Diketahui, PKS telah memunculkan satu nama yakni, Haru Suandharu untuk mengikuti kontestasi Pilgub Jabar. Dengan itu, Ono menyebut kemungkinan dirinya akan bersanding dengan Haru di Pilgub nanti sangat terbuka.
"Bisa saja (kemungkinan bersanding dengan Haru Suandharu)," kata dia menambahkan.