Zainut Tauhid Sa'adi: Hamzah Haz Politisi Santun yang Teguh Pendirian

| 26 Jul 2024 13:05
Zainut Tauhid Sa'adi: Hamzah Haz Politisi Santun yang Teguh Pendirian
Aktivis Partai Persatuan Pembangunan, Zainut Tauhid Saadi dan mendiang almarhum Wapres ke-9, Hamzah Haz. (Dok. Zainut Tauhid)

ERA.id - Aktivis Partai Persatuan Pembangunan, Zainut Tauhid Saadi turut mengucapkan belasungkawa atas wafatnya Wakil Presiden ke-9, Hamzah Haz yang meninggal  pada hari Rabu, 24 Juli 2024 dalam usia 84 tahun.

Zainut mengatakan bahwa Hamza Haz merupakan sosok politisi dan ulama santun yang teguh pendirian. 

"Bangsa Indonesia kembali kehilangan putra terbaiknya Bapak Hamzah Haz seorang pemimpin muslim yang shalih, santun, istikamah (konsisten) dan teguh dalam pendirian," kata Zainut dalam keterangannya Jakarta, Kamis (25/7/2924).

Wakil Ketua Umum Dewan Pertimbangan Majelis Ulama Indonesia mengenal sosok Hamzah Haz sejak saya masih aktif di organisasi kemahasiswaan. Beliau salah satu dari sekian banyak politisi yang dekat dengan anak muda. 

"Kesan pertama ketika bertemu dengan beliau adalah sosok pemimpin yang kental dengan tradisi pesantren," ujarnya.  

Aktivis Partai Persatuan Pembangunan, Zainut Tauhid Saadi dan mendiang almarhum Wapres ke-9, Hamzah Haz. (Dok. Zainut Tauhid)

Meskipun, kata dia, beliau bukan seorang yang memiliki latar belakang pesantren tapi karena lingkungan organisasi yang membesarkan beliau sangat kental dengan tradisi pesantren yaitu Nahdlatul Ulama sehingga gaya kepemimpinan Pak Hamzah banyak diwarnai tradisi pesantren.

Zainut menambahkan, karier politik Pak Hamzah Haz dimulai pada tahun 1971 ketika beliau menjadi Wakil Ketua Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Provinsi Kalimantan Barat. Pada tahun yang sama, beliau terpilih sebagai wakil rakyat dari Partai NU. Setelah NU fusi dengan Partai Persatuan Pembangunan (PPP), 

Kemudian, Hamzah Haz aktif di PPP dan menjadi anggota DPR RI dari tahun 1971 hingga 1999. Puncak karir politik di PPP beliau menjabat sebagai Ketua Umum DPP PPP selama 2 periode pada tahun 1998 - 2007.

"Selama beliau menjabat sebagai Ketua Umum PPP saya berkesempatan mendampingi beliau sebagai Wakil Sekjen yang merangkap sebagai sekretaris Pimpinan Majelis Syariah," ujarnya. 

Rekomendasi