Mendiktisaintek Antisipasi Penangguhan Visa Studi AS, Pastikan Pelajar Indonesia Tak Terlantar

| 29 May 2025 15:03
Mendiktisaintek Antisipasi Penangguhan Visa Studi AS, Pastikan Pelajar Indonesia Tak Terlantar
Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto. (Antara).

ERA.id - Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto mengatakan, pemerintah tengah meyiapkan langkah antisipasi menyikapi kebijakan Amerika Serikat (AS) soal penghentian sementara pengajuan visa studi bagi mahasiswa internasional dan seluruh proses wawancara visa pelajar di Kedutaan Besar AS seluruh dunia.

Menurutnya, ada peluang muncul kebijakan susulan yang berimbas kepada pelajar internasional di AS, termasuk pelajar dari Indonesia. Mahasiswa yang tengah berkuliah di negeri Paman Sam kemungkinan akan dipulangkan oleh pemerintah setempat.

"Intinya kan langkah antisipasi, lebih tepatnya begitu. Jadi kita mengantisipasi, jika ada memang betul itu terjadi," kata Brian, dilansir dari Antara, Kamis (29/5/2025).

Langkah-langkah antisipasi itu antara lain yaitu mengalihkan negara tujuan beasiswa, baik di luar negeri ataupun di dalam negeri. Dia akan menjamin pelajar Indonesia tidak akan terlantar.

Dalam hal ini, Kemendiktisaintekk akan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan pemberi beasiswa seperti Lembaga Pengelola Dana Pendidikan (LPDP).

"Jadi, intinya kita sedang mencermati, menunggu, antisipasi, kalau memang betul-betul itu terjadi, kita sudah tidak kaget. Ada beberapa opsi, termasuk di dalam negeri," kata Brian.

"Intinya supaya adik-adik mahasiswa kita tidak terlantar (akibat kebijakan tersebut)," sambungnya.

Sebelumnya, Pemerintahan Presiden Amerika Serikat Donald Trump memerintahkan Kedutaan AS di berbagai negara untuk menghentikan pembuatan jadwal wawancara pelamar visa pelajar guna memeriksa media sosial mereka.

Dalam salinan memo yang dikirim ke kantor-kantor perwakilan diplomatik, Menteri Luar Negeri Marco Rubio mengatakan penangguhan tersebut akan berlangsung hingga panduan lebih lanjut dikeluarkan dengan tidak disebutkan secara rinci apa yang akan diperiksa dalam pemeriksaan media sosial tersebut.

Beberapa pihak menyebutkan pemerintahan Trump telah meningkatkan pemeriksaan media sosial para pelajar untuk melihat apakah pelajar-pelajar itu memberi dukungan pada yang disebut mereka "aktivitas teroris".

Banyak juga yang mengaitkan pemeriksaan itu dengan penindakan aparat AS terhadap protes pro-Palestina di kampus-kampus AS. Kebijakan Pemerintah AS ini mengemuka setelah Trump melarang Universitas Harvard menerima mahasiswa internasional.

Menyikapi ini Kemendiktisaintek melalui Wamen Stella Christie mengimbau agar mahasiswa Indonesia yang berada di Amerika dengan visa pelajar (F, M, dan J) tidak melakukan perjalanan keluar hingga ada kepastian lebih lanjut.

Kementerian, katanya, akan mengambil langkah strategis untuk memastikan melanjutkan studi dari beasiswa Letter of Acceptance (LoA) Kemendiktisaintek seperti menjajaki peluang studi di perguruan tinggi unggulan di negara-negara lain dan dalam negeri.

Rekomendasi