ERA.id - Pemerintah masih terus menangani konflik di Papua akibat adanya kelompok kriminal bersenjata (KKB). Kasatgas Damai Cartenz 2025 Brigjen Faizal Ramadhani pun menyebut kelompok ini mendapat senjata api (senpi) dan amunisi dari tiga sumber.
"Sumber yang pertama itu mereka beli. Beli itu dari bisa dari dalam negeri bisa dari luar negeri," kata Faizal kepada wartawan, Rabu (16/7/2025).
Satgas Damai Cartenz pernah mengungkap kasus penyelundupan senpi untuk KKB Papua. Diketahui, senpi pernah dibeli dari Filipina dan Papua Nugini.
"Yang dari Papua Nugini itu yang setelah kita tangkap kita bisa nangkap 13 (senpi) dan kita tahu senjata itu ada 21 yang masuk. Jadi yang sisanya lolos. Tapi yang 13 itu bisa kita amankan senjatanya, itu yang dari pembeli dari luar negeri," jelasnya.
Upaya kedua adalah dengan merampas senjata dari anggota TNI-Polri yang gugur ketika bertugas di Papua. Faizal menambahkan sumber ketiga senjata yang didapat KKB berasal dari aparat keamanan.
"Yang ketiga, yang dibawa oleh desertir (aparat yang desersi atau bolos kerja). Jadi desertir kabur bawa senjata itu. Jadi itu sumbernya yang terjadi," ungkapnya.
KKB memiliki uang untuk membeli senpi. Uang itu berasal dari tindakan kriminal yang mereka lakukan, di antaranya dengan memeras kepala desa.
Wakapolda Papua menambahkan KKB ada banyak dan tersebar di beberapa kabupaten/kota. Mereka tidak satu tujuan atau memiliki tujuan masing-masing.
"Operasi kami sendiri terdiri dari 11 kabupaten, nah dari kabupaten-kabupaten itu yang dengan intensitas yang cukup tunggi kurang lebih sekitar 5 kabupaten. Nah yang kami sampaikan tadi yang lebih banyak yang KKB anak mudanya, milennialnya itu di konteksnya itu sekitar 5 kabupaten," tuturnya.