ERA.id - Seorang siswi MTS berusia 13 tahun di Cipayung, Jakarta Timur (Jaktim), tewas gantung diri di rumahnya, Senin (15/9). Korban bunuh diri diduga karena tak kuat dibully.
"Iya, memang lapor (ibunya terkait anaknya diduga di-bully). Namun lapor itu kan bentuknya itu nanti harus ada bukti-bukti. Kita belum BAP dari orang tuanya, dari kakeknya tinggal di situ (karena) masih berduka," kata Kanit Reskrim Polsek Cipayung, Iptu Edy Handoko kepada wartawan, Selasa (16/9/2025).
Informasi dihimpun, korban meninggalkan surat wasiat berisi telah di-bully teman-temannya sebelum akhirnya ditemukan gantung diri. Saat dikonfirmasi, Edy menyebut pihaknya belum menemukan surat wasiat tersebut.
Dia hanya mengatakan polisi tidak bisa serta merta langsung mengatakan jika siswi itu mengalami perundungan semasa hidupnya. Pengusutan dengan mengumpulkan bukti-bukti harus dilakukan terlebih dahulu.
"Nanti pembuktiannya saksinya siapa, yang nulis surat itu siapa, itulah yang bikin kita pabaliut nih. Surat apa, saya ke situ nggak ada (suratnya)," imbuhnya.
Edy kemudian menjelaskan kasus ini diketahui setelah polisi menerima informasi dari masyarakat jika ada anak gantung diri. Namun, jasad korban telah diturunkan oleh kakeknya.
Hasil keterangan sementara kakek, korban sempat mengeluh sakit pada bagian ulu hati sehari sebelum kejadian.
"Saat itu (ketika hari kejadian) kan anak ini nggak sekolah karena sakit, hari Senin tuh. Sakit ulu hatinya, kata kakeknya. Setelah diperiksa di klinik dan berobat, naiklah (korban) ke atas ke tempat tidurnya (untuk istirahat)," ucap Edy.
Sang kakek kemudian meninggalkan korban. Tak lama setelah itu, ibunya yang sedang bekerja menghubungi kakek dan memintanya menyuruh korban untuk salat terlebih dahulu.
Kakek kemudian menuju kamar korban. Lalu dia kaget karena anak itu telah gantung diri.
"Kaget kan itu kamar AC kok kebuka nih, tapi nggak ada orangnya. Nah, setelah dilihat sebelah kamarnya itu ada ruang terbuka, di situ udah gantung terus teriak lah kakeknya 'tolong, tolong'," ungkapnya.