ERA.id - Presiden RI Prabowo Subianto meminta maaf kepada masyarakat di Sumatra lantaran listrik yang padam usai bencana belum sepenuhnya menyala. Prabowo berkomitmen pemerintah akan memenuhi kebutuhan dasar warga terdampak.
Permintaan maaf itu disampaikan oleh Prabowo saat mengunjungi Aceh, Jumat (12/12/2025). Prabowo yang hadir untuk meninjau posko pengungsian di kawasan Jembatan Aceh Tamiang, Aceh, pun meminta maaf secara langsung kepada masyarakat.
"Kami akan turun membantu semuanya. Saya minta maaf kalau masih ada yang belum terpenuhi," ujar Prabowo, dikutip Antara, Jumat (12/12/2025).
Prabowo lantas memahami masalah listrik menjadi salah satu point utama yang diminta oleh masyarakat. Ia pun meminta masyarakat untuk memahami kondisi di lapangan yang cukup sulit.
"Mungkin listrik yang belum ya, listrik sudah mulai. Kita berusaha, kita tahu di lapangan sangat sulit, keadaannya sulit," tuturnya.
Meski demikian, ia meyakinkan warga Aceh bahwa pemerintah akan tetap hadir dan mempercepat pemulihan dari bencana.
"Keadaannya sulit, jadi kita atasi bersama. Mudah-mudahan kalian cepat pulih, cepat kembali, cepat normal," katanya.
Presiden juga memastikan komitmen pemerintah untuk terus mendampingi masyarakat hingga kondisi benar-benar kembali seperti sedia kala.
"Insya Allah, bersama-sama kita akan memperbaiki keadaan ini," imbuhnya.
Bencana banjir bandang yang melanda Aceh sejak akhir November 2025 menyebabkan gangguan pasokan listrik di berbagai wilayah. Hingga 11 Desember 2025, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) melaporkan bahwa tingkat pemulihan kelistrikan di daerah terdampak baru mencapai 36 persen.
Wilayah terparah yang mengalami krisis listrik adalah Kabupaten Aceh Tamiang dan Aceh Utara, di mana banyak desa masih gelap dan warga terpaksa mengandalkan genset pribadi.
Selain itu, pemadaman bergilir juga diterapkan di ibu kota Provinsi Aceh di Banda Aceh, dan Kabupaten Aceh Besar untuk menyeimbangkan beban sistem.
PT Perusahaan Listrik Negara (PLN) menjelaskan bahwa kendala utama pemulihan adalah kerusakan infrastruktur vital yang parah. Sedikitnya lima tower Saluran Udara Tegangan Tinggi (SUTT) 150 kV di jalur Langsa–Pangkalan Brandan roboh, dan tujuh tower lainnya rusak akibat terjangan banjir dan pergeseran tanah.
Akses jalan yang terputus juga mempersulit mobilisasi tim perbaikan dan material.
Merespons kondisi ini, Direktur Utama PLN Darmawan Prasodjo dan Menteri ESDM Bahlil Lahadalia menyampaikan permohonan maaf kepada masyarakat Aceh.
Mereka menyatakan bahwa personel gabungan telah dikerahkan untuk bekerja 24 jam penuh guna mempercepat proses penormalan kembali sistem kelistrikan di seluruh wilayah yang terdampak bencana.