Indonesia Jadi Negara dengan Dampak Kematian Nakes Terberat COVID-19,

| 03 Aug 2020 09:46
Indonesia Jadi Negara dengan Dampak Kematian Nakes Terberat COVID-19,
Seorang tenaga kesehatan melakukan pengujian <i>Rapid Test</i> (Dok. Biro Pers Setpres)

ERA.id - Sebuah indeks Pengaruh Kematian Nakes (IPKN) yang dibuat oleh kelompok Pandemic Talks menaruh Indonesia sebagai negara dengan dampak kematian nakes terberat.

Sekjen Ikatan Ahli Kesehatan Masyarakat Indonesia (IAKMI) Dedi Supratman mengatakan bahwa jumlah kasus kematian tenaga kesehatan (nakes) akibat COVID-19 di Indonesia termasuk yang tertinggi di Asia Tenggara dan dunia. Angkanya mencapai 2,4 persen.

Sementara itu, menurut Indeks Pengaruh Kematian Nakes (IPKN) akibat COVID-19 yang disusun Pandemic Talks, sebuah platform data dan pandemi COVID-19 di Indonesia, negara ini memiliki dampak kematian nakes yang terburuk di dunia dengan skor 223.

Di bawah Indonesia, terdapat Mesir dengan skor IPKN 222, AS (195), Inggris (193) dan Brasil (160).

Dalam paparannya, Dedi mengatakan bahwa jumlah kematian nakes akibat COVID-19 di Russia, sebanyak 4,7%, masih yang tertinggi di dunia. Namun, Indonesia dengan angka 2,4% kematian nakes merasakan dampak yang terberat di dunia.

"Indonesia 2,4%, tapi dia membandingkan dengan jumlah dokter per seribu populasi. Kalau di kita memang jumlah dokternya tidak sebanyak yang di Rusia dan masalah berikutnya lagi ialah distribusi [nakes]," ucap Dedi dalam diskusi Meninjau Transisi Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 Sabtu (1/8/2020).

Dalam pengertian gamblangnya, saat ini setiap 223.000 orang Indonesia kehilangan satu orang dokter yang seharusnya bisa memberi pelayanan kesehatan selama beberapa tahun lagi.

Juru Bicara Satuan Tugas Penanganan COVID-19, Wiku Bakti Bawono Adisasmito, berpendapat bahwa angka kematian nakes yang tinggi di Indonesia memuat pertanyaan mengenai seberapa baik protokol kesehatan di rumah sakit (RS) dilaksanakan.

"Tidak hanya saat memakai APD, tapi mulai memakai hingga melepas, mungkin betul-betul terjaga," kata Wiku mengenai penyebab nakes tertular virus korona.

Wiku pun menghimbau agar nakes menerapkan protokol kesehatan secara ketat di RS mengingat di tempat itu sangat rawan terjadi penularan COVID-19.

Sementara itu, Plt Direktur Jenderal Pelayanan Kesehatan Kementerian Kesehatan Abdul Kadir memiliki pandangan lain, yaitu bahwa rumah sakit bukan satu-satunya tempat nakes tertular COVID-19.

"Di antara nakes yang meninggal, tidak semua bekerja di fasyankes (fasilitas pelayanan kesehatan). Cuma kebetulan saja mereka berprofesi sebagai nakes," kata Abdul, seperti dikutip Media Indonesia. "Dokter yang menderita COVID-19 tidak sebagai nakes yang merawat pasien, tetapi tertular di tempat umum atu pada saat pulang dari pertemuan."

Rekomendasi