PKS Tuding Pemerintahan Jokowi Tunjukkan 'Gejala' Otoritarianisme dan Oligarki

| 17 Aug 2020 20:09
PKS Tuding Pemerintahan Jokowi Tunjukkan 'Gejala' Otoritarianisme dan Oligarki
Jokowi (Dok. BPMI)

ERA.id - Presiden PKS Mohamad Sohibul Iman memperhatikan belakangan ini adanya gejala-gejala kebangkitan kembali otoritarianisme yang 'menghamba' kepada oligarki kapitalisme di Indonesia. 

"Atas nama penanganan Pandemi COVID-19, Presiden mengeluarkan Perppu Nomor 1 Tahun 2020 yang kemudian disahkan oleh DPR RI menjadi UU. UU tersebut  memperkuat kekuasaan dan otoritas eksekutif dalam kebijakan fiskal, moneter, budgeting dan legislasi," kata Sohibul dalam Pidato Kebangsaan dalam Upacara Virtual Peringatan HUT ke-75 Republik Indonesia, Senin (17/8/2020).

Ia memastikan hanya Fraksi PKS DPR RI yang menolak menyetujui Perppu tersebut. Dalam UU tersebut, kata dia, hak budgeting dan legislasi DPR RI dipangkas, pemerintah cukup mengeluarkan Perpres, tidak butuh UU untuk mengubah APBN. Pemerintah juga memiliki hak istimewa dimana kebijakan pemulihan ekonomi selama Pandemi tidak bisa diperkarakan secara hukum, baik secara perdata maupun pidana. 

"Pemerintah, di saat yang sama, sangat getol mendesak untuk mengesahkan RUU Omnibus Law Cipta Kerja. Atas nama investasi asing, Pemerintah ingin kembali memutar haluan demokrasi dan desentralisasi menjadi rezim Pemerintah Pusat yang tersentralisasi," ujar mantan anggota DPR RI itu.

Pemerintah melalui RUU ini seolah berkeinginan untuk memangkas kewenangan Pemerintah Daerah dalam kegiatan perekonomian  dan investasi. Segala bentuk perizinan dan investasi akan dikendalikan penuh di tangan Pemerintah Pusat. 

"Di saat yang sama, beberapa hak-hak pengawasan dan penganggaran lembaga legislatif juga akan dikurangi. Hak-hak buruh dan pekerja dikorbankan demi memprioritaskan kepentingan investasi dan pemodal. Hak kebebasan pers akan terancam karena kewenangan pengawasan media akan ditarik ke Pemerintah Pusat bukan oleh lembaga yang independen," sambung Sohibul.

Rekomendasi