Mahfud MD Minta Polisi Bongkar Jaringan Penusuk Syekh Ali Jaber

| 14 Sep 2020 11:03
Mahfud MD Minta Polisi Bongkar Jaringan Penusuk Syekh Ali Jaber
Menko Polhukam Mahfud MD. (era.id)

ERA.id - Menteri Koordinator bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD meminta agar identitas dan motif pelaku penusukan Syekh Ali Jaber segera diumumkan oleh pihak kepolisian. Hal ini menyusul insiden penusukan Syeikh Ali Jaber di Lampung, Minggu (13/9).

Mantan Ketua Mahkamah Konstitusi (MK) itu juga memerintahkan agar proses hukum pelaku penusukan Syekh Ali Jaber dilakukan secara adil dan terbuka. Termasuk membongkar kemungkinan adanya jaringan dari penusuk ulama kelahiran 3 Madinah, 3 Februari 1976 itu.

"Pelaku penusukan adalah musuh kedamaian dan perusak kebersatuan yang memusuhi ulama, sehingga harus diadili secara fair dan terbuka serta dibongkar jaringan-jaringannya yang mungkin ada di belakangnya," tegasnya dalam keterangan tertulis yang diterima era.id, Senin (14/9/2020).

Mahfud melanjutkan bahwa setiap ulama memiliki kebebasan untuk berdakwah. Dia juga meminta seluruh aparat keamanan memastikan keselamatan para ulama yang berdakwah.

"Pemerintah menjamin kebebasan ulama untuk terus berdakwah amar makruf nahi munkar dan saya menginstruksikan agar semua aparat menjamin keamanan kepada para ulama yang berdakwah dengan tetap mengikuti protokol kesehatan di era COVID-19." 

Syekh Ali Jaber menjadi korban penusukan oleh orang tidak dikenal. (Foto: Istimewa)

Menurut Mahfud, Syeikh Ali Jaber merupakan ulama yang banyak membantu pemerintah dalam amar makruf nahi munkar dalam kerangka Islam rahmatan lil alamiin, Islam sebagai rahmat dan sumber kedamaian di dunia, Islam wasathiyyah

Selain itu, Syeikh Ali Jaber selalu berdakwah sekaligus membantu satgas COVID-19 dan BNPB untuk menyadarkan umat agar melakukan salat di rumah pada awal-awal pandemi virus korona melanda Indonesia.

"Jadi Syech Ali Jaber adalah ulama yang aktif membantu pemerintah yang bahkan pernah berceramah dan berbuka puasa bersama Presiden Joko Widodo, Presiden SBY, dan pimpinan lembaga negara lainnya," tambah dia.

Rekomendasi