Beda dengan Anies, Sekjen DPR Sebut Gedung DPR Tak Akan Di-lockdown

| 07 Oct 2020 14:44
Beda dengan Anies, Sekjen DPR Sebut Gedung DPR Tak Akan Di-lockdown
Ilustrasi gedung DPR (Dok. Antara)

ERA.id - Sekretaris Jenderal DPR RI Indra Iskandar mengatakan, setidaknya ada 40 orang 'penghuni' gedung parlemen yang diketahui positif COVID-19. Mereka yang terpapar mulai dari anggota wakil rakyat hingga cleaning service.

Untuk jumlah anggota DPR RI yang positif COVID-19, kata Indra, berjumlah 18 orang. Namun jumlah itu hanyalah angka minimal, sebab ada beberapa anggota yang enggan untuk dipublikasikan.

"18 anggota (DPR RI) itu jumlah minimal. Karena ada juga anggota-anggota yang menyampaikan secara pribadi ke saya langsung, positif swab, tapi tidak mau diinformasikan," ujar Indra di Gedung Parlemen, Senayan, Jakarta, Rabu (7/10/2020).

Indra mengungkapkan, setidaknya ada dua fraksi yang anggotanya tak mau melaporkan ada yang positif COVID-19, sehingga dihitung nol kasus positif. Namun, dia tak mau menyebutkan nama fraksi tersebut.

Selain anggota DPR RI, Indra memaparkan, ada 22 orang dari tenaga ahli, staf ahli, pegawai DPR hingga cleaning service yang dinyatakan positif COVID-19. Sehingga jumlah total anggota DPR dengan para staf dan pegawai yang terpapar COVID-19 sebanyak 40 orang. Jumlah itu, merupakan hasil tracing yang dilakukan oleh DPR.

"Jadi ini yang disebut 18 (anggota) dan 40 dengan seluruh tenaga ahli, staf ahli dan pegawai serta cleaning service ini jumlah yang kami bisa tracing secara terbuka," kata Indra.

Menurut Indra, tempat tertular anggota dan pegawai DPR RI ini beragam. Pihaknya belum mengetahui klaster apa saja yang menyebabkan terjadinya penularan, terlebih ada beberapa anggota yang tak mau menyebutkan di mana dia tertular.

Karena itu, pihaknya masih melakukan pendataan terhadap anggota yang terpapar. "Kita data, nanti kita data supaya kita tahu ya. Ada anggota yang juga tidak mau didata dia menyebut itu tapi enggak mau," kata Indra.

Meski demikian, Indra menegaskan gedung parlemen tidak akan memberlakukan lockdown. Tapi hanya sterilisasi, hingga pemberlakuan work from home.

Dia menjelaskan, sterilisasi akan dilakukan di ruang komisi, alat kelengkapan dewan (AKD), dan ruang fraksi. Disinfektan juga dijadwalkan dua hingga tiga kali setiap hari selama masa reses. Namun jika ada kegiatan seperti rapat, maka akan dilakukan setiap sore seusai jadwal rapat.

"Nggak, kita nggak lockdown, tapi kita melakukan penertiban berdasarkan urgensi, fleksibilitas terkait dengan pelayanan dewan. Selebihnya kegiatan, aktivitas dilakukan dengan work from home," kata Indra.

Indra menjelaskan, tidak bisa gedung parlemen ditutup begitu saja karena ada anggota yang terkena COVID-19. Sebab, DPR RI masih perlu memutuskan anggaran kementerian lembaga. Sehingga masih bakal ada kegiatan dari Badan Anggaran DPR RI.

"Makanya ada beberapa kegiatan-kegiatan banggar yang dipercepat juga. Itu bagian dari untuk memutuskan fungsi anggaran DPR. Jadi tidak bisa kalau karena pertimbangan tertentu kemudian kantor harus dikosongkan. Itu pertimbangannya," pungkasnya. 

Sebelumnya, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan akan menutup gedung perlemen setelah mengetahui ada 18 orang anggota DPR RI yang teridentifikasi positif COVID-19. Hal tersebut, menurutnya, sudah diatur dalam Peraturan Gubernur DKI Jakarta Nomor 88 Tahun 2020.

"Ketentuannya bahwa ketika ada kasus positif, maka di tempat itu kegiatan harus dihentikan selama 3 hari. Itu ketentuan yang harus dilaksanakan," ujar Anies kepada wartawan di Jakarta, Rabu (7/10/2020).

Rekomendasi