Penting! Berikut Cara Mengatasi Gas Air Mata Tanpa Memakai Odol

| 08 Oct 2020 20:31
Penting! Berikut Cara Mengatasi Gas Air Mata Tanpa Memakai Odol
Demonstran terkena tembakan gas air mata (Era.id)

ERA.id - Kerusuhan di beberapa daerah akibat demonstrasi karena disahkannya RUU Omnibus Law, membuat banyak kerugian. Bagi demonstran, mata mereka jadi perih kena gas air mata.

Untuk menangkal perihnya gas air mata, ada banyak cara. Namun, baiknya kita mengenal apa itu gas air mata terlebih dahulu. Gas air mata pertama kali digunakan dalam Perang Dunia I oleh Prancis dan Jerman sebagai senjata kimia.

Lambat laun, gas air mata digunakan oleh penegak hukum sebagai pengontrol kerusuhan. Gas air mata ada tiga macam. Pertama CS (chlorobenzylidenemalononitrile) yang mulai dikembangkan sebagai senjata penjinak kerusuhan sejak tahun 1950-an akhir; CN (chloroacetophenone) — sering dijual sebagai Mace; Semprotan merica — terbuat dari capsaicin yang dicampur dengan agen ‘pelarut’, misalnya minyak jagung atau minyak sayur. Semprotan merica biasa digunakan sebagai senjata pertahanan diri pribadi.

Gas air mata terbuat dari banyak senyawa kimia berbeda di dalamnya, yang pada awalnya berbentuk padat. Dalam satu kaleng gas air mata, terkandung: Arang, kalium nitrat, silikon, sukrosa, oksidator, potasium klorat, magnesium karbonat, O-Chlorobenzalmalononitrile.

Ketika akan digunakan sebagai senjata penjinak massa, semua senyawa ini bercampur dengan agen pelarut dan berubah menjadi gas yang mengacaukan saraf-saraf sensorik tubuh.

Saat gas air mata sudah ditembakkan ke korban, dampaknya bisa membuat korban atau demonstran kulitnya, selaput lendir mata, hidung, mulut, serta paru-paru meradang. Efek semprotan gas biasanya dapat mulai terasa dalam 30 detik setelah kontak pertama.

Demonstrasi menolak Omnibus Law di Jakarta/Era.id

Gejalanya termasuk sensasi panas terbakar di mata, produksi air mata berlebihan, penglihatan kabur, kesulitan bernapas, nyeri dada, air liur berlebihan, iritasi kulit, bersin, batuk, hidung berair, sensasi tenggorokan tercekik, disorientasi, dan perubahan emosional drastis. Bahkan parahnya, korban dapat menderita muntah-muntah dan diare.

Walau punya banyak dampak buruk, tentu saja kita bisa melindungi diri dari gas air mata. Pertama, gunakan kacamata pelindung yang tebal seperti kacamata renang yang menutup hidung.

Anda juga bisa mencegah risiko sesak napas akibat menghirup gas dengan merendam bandana atau handuk kecil dalam jus lemon atau cuka, dan simpan dalam sebuah kantong plastik. Selain itu, anda dapat bernapas melalui kain yang diasamkan tersebut selama beberapa menit untuk memberikan tambahan waktu melarikan diri.

Lalu jangan panik. Menghadapinya gas air mata adalah tetap tenang dan cari udara segar. Segera mendongak ke atas ketika Anda mendengar tembakan, dan hindari berada di jalur yang sama dengan granat.

Demonstrasi menolak Omnibus Law di Jakarta/Era.id

Keluar dari kerumunan dan cari tempat yang aman dengan sirkulasi udara lancar. Lawan arah angin atau pergi ke tempat yang lebih tinggi. 

Setelah itu, kembalilah ke tempat tadi ketika 10 menit sudah lewat. Jika Anda memakai lensa kontak, segera lepaskan. Langsung cuci mata dan wajah dengan larutan saline steril atau air bersih sampai gejala iritasi mereda.

Cara lainnya, guyur seluruh badan dengan susu. Susu adalah salah satu cara untuk menetralisir efek gas air mata yang dipercaya mampu meringankan rasa sakit.

Apabila menghirup gas membuat Anda kesulitan bernapas, dapatkan bantuan oksigen tambahan. Dalam beberapa kasus, kesulitan bernapas karena gas air mata juga dapat cepat ditanggulangi dengan menghirup inhaler asma (obat hirup).

Ingat dua hal, jangan mengambil tabung gas air mata yang tergeletak di jalanan, karena dapat meledak suatu saat dan menyebabkan cedera. Jangan pula memberi odol di sekitar mata, sebab banyak dokter kulit tidak menyarankan hal tersebut dilakukan.

Rekomendasi