Selap Selip Pedagang Mencari Untung Saat Demo Tolak UU Cipta Kerja

| 16 Oct 2020 21:55
Selap Selip Pedagang Mencari Untung Saat Demo Tolak UU Cipta Kerja
Demonstrasi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI) di dekat Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jumat (16/10/2020). (Foto: Diah Ayu/era.id)

ERA.id - Kawasan Patung Kuda Arjuna Wiwaha, Jakarta Pusat cukup dipadati mahasiswa yang tergabung dalam Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI), Jumat (16/10/2020).

Mendung pekat tak menghalangi BEM SI bedemonstrasi menolak pengesahan Undang-Undang Omnibus Law Cipta Kerja (UU Cipta Kerja). Rupanya kegigihan tidak hanya milik para mahasiswa, tapi juga para pedagang di sekitaran lokasi unjuk rasa.

Seperti melihat peluang mendulang rejeki, para pedagang itu begerak gesit di antara kerumanan demonstran sembari menjajakan dagangan mereka berupa jas hujan berbahan plastik tipis. Mereka seolah tahu tak lama lagi hujan akan mengguyur dengan deras.

"Jas hujan, yang jas hujan. Persiapan, persiapan," ujar mereka sembari melambai-lambaikan beberapa kantong jas hujan.

Demonstrasi omnibus law 16 oktober 2020
Hujan mengguyur demonstrasi Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM-SI), Jumat (16/10/2020). (Foto: DIah Ayu/voi.id)

Dagangan mereka pun dilirik. Tak sedikit yang mengerubungi pedagang untuk membeli jas hujan yang satuannya dibrandrol seharga Rp10.000. Dagangan semakin laris manis tepat ketika hujan perlahan mulai turun.

Hujan yang mulai deras juga tak menyurutkan semangat para pedagang jas hujan dadakan ini dalam mencari rezeki. Mereka tetap berkeliling menawarkan jas hujan meskipun mereka sendiri basah kuyup.

Marianah, salah seorang pedagang jas hujan dadakan mengaku berhasil mendapatkan Rp100.000 selama kurang dari satu jam berkeliling menjual jas hujan.

"Alhamdulillah, banyak yang beli mahasiswa-mahasiswa. Dapat ada Rp100.000," tutur Marianah.

Perempuan asal Madura itu mengatakan sudah berdagang di sekitaran Patung Kuda Arjuna Wiwaha sejak tahun 2001. Tapi tak setiap hari ia berjualan jas hujan.

Dia menuturkan, para pedagang di sekitaran patung kuda punya strategi berdagang tergantung cuaca di hari itu. Jadi, kata Marianah, bukan artinya mereka peramal cuaca.

"Nggak lah, bukan bisa tahu cuaca (peramal cuaca)," kata Marianah sambil tertawa.

Marianah lantas membuka rahasianya. Dia mengaku, sehari-harinya berjualan minuman kemasan. Tapi juga menyimpan beberapa jas hujan untuk dijual juga.

"Jadi kalau (cuaca) panas, jualan air (kemasan). Kalau hujan, baru keluarin jas hujan," kata dia.

Bagi Marianah, ini bukan kali pertamanya berjualan di tengah-tengah aksi demonstrasi. Ada demo ataupun tak ada demo, tak pernah menghalanginya untuk berjualan. Baginya, rezeki harus dijemput, dan pedagang harus pandai melihat peluang.

"Ada demo tidak ada demo, tetap jualan. Rezekinya ada di sini," pungkasnya.

Rekomendasi