ERA.id - Merayakan Hari Santri, tak lengkap jika tak mengenal pendakwah yang ceramahnya dinilai provokatif bagi sebagian orang yakni Sugi Nur Raharja alias Gus Nur. Uniknya, Gus Nur tetap mendapat panggung walau ceramahnya dianggap tak layak bagi sebagian orang.
Karena isi ceramahnya itu, ia kerap tersandung masalah hukum. Paling teranyar, ia dilaporkan oleh Aliansi Santri Jember karena salah satu ucapannya di YouTube dianggap merendahkan muruah organisasi Nahdlatul Ulama (NU).
Ucapannya itu dilontarkan saat dirinya tengah berbincang-bincang (talkshow) di kanal YouTube milik Refly Harun. Lantas, kontroversi apa saja yang pernah dilakukannya?
Sebut Generasi Muda NU Penjilat
Pada Mei 2018, Gus Nur dilapor oleh Kader Muda NU ke Polda Jatim. Dalam vlog-nya, Gus Nur mengucapkan kata-kata tak pantas bernada penghinaan. Judul pada video pun pun dinilai provokatif, yakni ‘Generasi Muda NU Penjilat’. Persidangan sempat ricuh lantaran dua kubu massa yakni anggota Banser dan FPI, cekcok.
Haram pilih Jokowi sebagai presiden
Menjelang Pilpres 2019 lalu, ceramah Gus Nur bikin geger publik. “Cuma saya mengasih wacana, haram hukumnya milih Presiden Jokowi, kembangkan. Kalau mau. Kata siapa Gus, haram? kata Saya! Dalilnya mana Gus? Qola Gus Nur. Kok repot, begitu, selesai.” ucapnya.
Mengkritik pemerintah soal UU Omnibus Law
Kanal YouTube bernama Forta Channel tampak mengunggah sosok Gus Nur yang berorasi pada Selasa (13/10/2020) lalu. Ia mengkritik kebijakan pemerintah soal UU Omnibus Law Cipta Kerja. “Rezim akan mati, kita akan mati, sama-sama mati. Dia mati demi jabatan, dia mati di lubang persyaratan, kita mati syahid Insyaallah. Itu kabar buruknya teman-teman,” ucap Gus Nur.
Menyindir rezim Presiden Joko Widodo
Pernyataan kontroversial ini terlontar ketika dirinya tengah berbincang-bincang (talkshow) dengan Refly Harun. “Kalau Bang Refly tanya bagaimana rezim ini, di mata saya enggak ada baiknya. Jelek. Laknatullah,” kata Gus Nur.
Menyentil pimpinan NU
Gus Nur bilang NU sebagai bus yang sopirnya mabuk hingga penumpangnya liberal dan PKI. “Bisa jadi kernetnya Abu Janda, bisa jadi kondekturnya Gus Yaqut, dan sopirnya Kiai Aqil Siraj. Mungkin begitu. Nah, penumpangnya liberal, sekuler, PKI, macam-macam,” ucap Gus Nur dalam tayangan Refly.