Yusril: Partai Masyumi 'Reborn' Bukan yang Pertama

| 10 Nov 2020 11:56
Yusril: Partai Masyumi 'Reborn' Bukan yang Pertama
Partai Masyumi (YouTube)

ERA.id - Ketua Umum Partai Bulan Bintang (PBB) Yusril Ihza Mahendra menyambut baik kembali hadirnya Partai Majelis Syuro Muslimin Indonesia (Masyumi). Namun, dia mengingingatkan mempertahankan partai bukan pekerjaan mudah.

"Mendeklarasikan berdirinya partai memang mudah. Tetapi mengelola, membina dan membesarkan partai tidaklah mudah," ujar Yusril melalui keterangan tertulis, Senin (9/11).

Yusril mengingatkan, deklarasi Masyumi pada 7 November lalu bukan kali pertama sejak partai tersebut dibubarkan di era Orde Lama pada tahun 1960. Pada awal masa reformasi tahun 1999 pernah muncul Partai Masyumi 'reborn' dengan nama Masyumi dan Masyumi Baru, keduanya juga ikut Pemilu di tahun yang sama.

Sayangnya, kaya Yusril, kedua Masyumi itu tak bertahan lama, meskipun hingga saat ini baik Masyumi maupun Masyumi Baru mungkin masih berdiri sebagai partai politik berbadan hukum yang sah dan terdaftar di Kemenkumham.

"Tetapi dalam beberapa kali Pemilu terakhir sudah tidak aktif lagi," kata Yusril.

Hal tersebut, kata pakar hukum tata negara itu, disebabkan oleh orientasi politik masyarakat Indonesia yang sudah banyak berubah. Rakyat, kata Yusril, tidak lagi terbelah pada perbedaan ideologi yang tajam seperti tahun 1945-1960. Masyarakat kini bahkan lebih praktikal dalam menjatuhkan pilihan politik, sebagian malah transaksional.

Karena itu, kata Yusril, membuat partai tak cukup dengan deklarasi tapi juga memerlukan dana yang besar untuk menggerakkan partai. Sementara bagi partai Islam, memperoleh dana yang besar itu sangat sulit.

"Sepanjang pengalaman saya, tidak ada ada para cukong dan para pengusaha besar itu yang sudi mendanai Partai Islam. Makanya, partai-partai Islam itu hidupnya "ngos-ngosan". Zaman sekarang sangat jarang ada anggota partai membayar yuran anggota seperti zaman dulu. Dunia sudah berubah," katanya.

Yusril yang merupakan murid pendiri Masyumi, Muhammad Natsir, lebih memilih mendirikan partai tanpa menggunakan nama Masyumi di era reformasi. Dia juga mengakui PBB yang dirikannya terinspirasi dari Masyumi yang didirikan Natsir.

Namun, Yusril mengatakan situasi politik di era reformasi berbeda dengan Orde Lama. Dia mengaku mempertahankan PBB yang struktur partainya sudah menjangkau seluruh provinsi dan kabupaten/kota di tanah air saja masih sangat sulit.

"Karena itu, saya justru berpikir bagaimana caranya partai-partai Islam yang ada ini dapat bersatu memikirkan bagaimana caranya agar partai Islam ini tetap eksis di negara masyoritas Muslim ini," kata Yusril.

Rekomendasi