ERA.id - Pengamat politik Rocky Gerung menanggapi dugaan penganugerahan Bintang Jasa untuk Gatot Nurmantyo sebagai strategi 'merangkul' seperti yang dilakukan pada Fahri Hamzah dan Fadli Zon. Ia menilai rapat-rapat intelijen dan koordinasi intern istana 'gagal' mencapai hal tersebut karena Rizieq Shihab kembali ke tanah air tepat pada 10 November saat Hari Pahlawan.
"Karena kejutan itu selalu datang dari publik. Orang menganggap 'apa sih Mahfud MD, sok jago, Rizieq nggak punya pengikut'. Itu dibatalkan langsung oleh kegairahan politik," kata Rocky dalam tayangan Youtube Rocky Gerung Official, Rabu (11/11/2020).
Menurutnya, publik menganggap pemberian Bintang Jasa untuk Gatot Nurmantyo tak penting. Sebab hanya bersifat seremonial saja.
"Jadi momentum yang menentukan penting tidaknya pemberian penghargaan. Kalau momentumnya nggak ada isinya dalam perjalanan politik seseorang, ya nggak ada artinya juga," katanya.
Ia menilai Gatot tetap menerima penghargaan itu sebagai basa basi seremonial. Sehingga ada sopan santun dalam agenda politiknya.
"Kan sekarang terbalik, kekuasaan moral ada pada Habib Rizieq dan Gatot Nurmantyo, maka istana beroposisi pada kekuatan moral itu. Jadi kalau ditanya siapa yang beroposisi, ya sekarang istana beroposisi pada Gatot dan Habib Rizieq, kebalik tuh," katanya.