Kalah di Pilkada Solo, BaJo Siap Jadi Oposisi Gibran

| 09 Dec 2020 21:33
Kalah di Pilkada Solo, BaJo Siap Jadi Oposisi Gibran
Bagyo Wahyono (Amalia Putri/era.id)

ERA.id - Proses perhitungan cepat Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) Kota Solo menunjukkan pasangan calon (paslon) Gibran Rakabuming Raka dan Teguh Prakosa perolehannya jauh melampaui paslon Bagyo Wahyono dan FX Supardjo (Bajo).

Namun, dirinya masih menunggu hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kota Solo. 

”Saat ini penghitungannya belum selesai. Tahapannya harus tetap dikawal sampai akhir,” ucap Bagyo saat ditemui di kediamannya di Penumping, Kecamatan Laweyan, Solo, Rabu (9/12/2020). 

Bagyo tidak merasa kecewa dengan hasil yang diterima saat ini. Menurutnya sudah lolos sebagai calon wali kota melalui jalur independen di Pilkada Kota Solo menjadi pengalaman yang luar biasa. 

”Buktinya kita sudah lolos sampai sejauh ini. Sudah sangat luar biasa,” ucapnya. 

Bagyo berjanji akan tetap kembali dalam kontestasi perpolitikan pada 2024 mendatang. Dia juga berjanji dengan kepemimpinan Gibran-Teguh, akan tetap menjadi oposisi yang pro dengan rakyat. 

”Kami siap mengkritisi bersama masyarakat kota Solo. Kami siap mengawal pemerintahan mas Gibran dan Pak teguh,” ucapnya. 

Dia akan terus menjadi oposisi karena merasa membawa titipan aspirasi dari masyarakat. Sehingga dirinya mewanti-wanti Gibran agar tetap pro dengan rakyat. 

”Ya harus hati-hati. Jangan sampai kebijakannya tidak pro rakyat,” ucapnya. 

Bagyo juga percaya jika Bajo saat ini sudah melekat di masyarakat. Apalagi jika nantinya pemerintahan Gibran-Teguh tidak bisa mengayomi rakyat dengan baik. ”Kalau seperti itu pasti nanti ada kerinduan dengan Bajo. Jadi hati-hati, nanti kita bertemu lagi di 2024,” ucapnya. 

Tentunya jika kembali bertarung dalam kontestasi Pilkada 2024, dirinya tetap memilih jalur independen. Sebab dari pengalaman 2020 saat ini Bajo sudah belajar. Dirinya juga legawa memberikan selamat pada pasangan Gibran-Teguh. Meski memberikan selamat, Bagyo enggan menemui Gibran terlebih dahulu, bahkan sekadar menelepon. 

”Kenapa harus saya yang telepon. Saya kan orang tua, harus paham dengan etika budaya Jawa dong,” kata Bagyo. 

Sebagaimana diketahui pasangan Gibran-Teguh diusung oleh koalisi yang gemuk. PDIP menjadi partai pengusungnya, sedangkan partai pendukungnya yakni PAN, Gerindra, Golkar, PSI, Nasdem, Perindo, PBB dan PKB. Hanya PKS yang memiliki kursi dan menyatakan oposisi.

Rekomendasi