ERA.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku mendapat tantangan dari Presiden Joko Widodo untuk menyelesaikan program vaksinasi COVID-19 dalam kurun waktu satu tahun. Padahal, berdasarkan hitung-hitungannya, proses vaksinasi untuk 181 juta penduduk baru akan selesai sekitar 15 bulan terhitung mulai Januari 2021 hingga Maret 2022. Mendapat tantangan tersebut, Budi mengaku akan berusaha keras memenuhi permintaan Jokowi.
"Kami akan berusaha keras dan kami butuh dukungan dari seluruh teman-teman," kata Budi dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (6/1/2020).
Dia mengatakan, vaksinasi tahap pertama dijadwalkan mulai pada minggu kedua Januari 2021 atau pekan depan. Dalam tahap ini, pemerintah menargetkan tenaga kesehatan yang akan mendapatkan suntikan pertama vaksin COVID-19.
Menurut Budi, di tahap pertama akan ada 1,6 juta tenaga kesehatan yang bakal mendapatkan vaksin COVID-19. Dia menargetkan vaksinasi kepada tenaga kesehatan selesai pada Februari 2021.
"Tahap pertama yang 1,6 juta tenaga kerja kesehatan ini kami rencanakan selesai di bulan Januari dan Februari," kata Budi.
Untuk vaksinasi COVID-19 tahap selanjutnya, kata Budi akan menyasar kepada akan dilanjutkan ke 17,4 juta tenaga layanan publik dan 21,5 juta rakyat usia lanjut.
"Kami harapkan (vaksinasi tahap berikutnya) bisa kita mulai di bulan Maret atau April tahun ini juga," kata Budi.
Lebih lanjut, Budi mengatakan, pemerintah telah mendistribusikan 1,2 juta vaksin COVID-19 buatan Sinovac ke 34 provinsi di seluruh Indonesia. Pendistribusian vaksin tersebut mulai dilakukan sejak 3 Januari lalu dan diharapkan selesai pada 7 Januari. Hal ini untuk menyiapkan pelaksanaan vaksinasi.
Untuk menyukseskan program vaksinasi COVID-19, Budi meminta layanan kesehatan, khususnya puskesmas untuk berkoordinasi dengan dinas kesehatan setempat. Terlebih jika puskesmas yang akan menjadi tempat pelayanan vaksinasi mengalami kesulitan dengan lemari pendingin tempat penyimpanan vaksin.
"Mengingatkan seluruh puskesmas, kalau misalnya ada fasilitas lemari es atau pendingin yang kurang untuk menyimpan vaksin, tolong segera mengontak Dinas Kesehatan terdekat," kata Budi.
Meski demikian, Budi memastikan bahwa pelaksanaan vaksinasi masih menunggu persetujuan atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
Sebelumnya, Presiden Joko Widodo menargetkan di bulan Januari ini harus sudah ada 5,8 juta vaksin yang didistribusikan ke seluruh daerah di Indonesia. Kemudian pada Februari 2021 akan ada 10.450.000 vaksin yang didistribusikan. Selanjutnya, di bulan Maret jumlah vaksin yang harus didistribusikan harus berjumlah 13,3 juta dosis.
"Perlu saya sampaikan mengenai jumlah dosis vaksin yang telah kita pesan, yang firm order. Dari Sinovac itu 3 juta plus 122.500.000. Kemudian dari Novavax itu 50 juta. Dari Covax/GAVI itu 54 juta. Dari AstraZeneca 50 juta. Dari Pfizer 50 juta vaksin. Artinya jumlah total yang telah firm order itu 329.500.000 vaksin," kata Jokowi saat membuka Rapat Terbatas Penanganan Pandemi COVID-19 dan Rencana Pelaksanaan Vaksinasi di Istana Kepresidenan, Rabu (6/1/2021).