ERA.id - Syekh Ali Jaber dikabarkan meninggal dunia pada Kamis, (14/1/2021). Semasa hidupnya, ia telah menyentuh banyak orang lewat ceramah yang menyejukkan dan ungkapan maaf yang tulus, bahkan pada orang yang berupaya jahat kepadanya.
Syekh Ali Jaber, dengan nama lengkap Ali Saleh Muhammad Ali Jaber, lahir di Madinah, Arab Saudi, pada 3 Februari 1976.
Lewat bimbingan sang ayah, Syekh Ali Jaber telah mempelajari agama Islam sejak kecil. Di umur 10 tahun ia mampu menghafal 30 juz Al-Qur'an. Bahkan, di umur 13 tahun, ia diberi amanah menjadi imam di sebuah masjid di Kota Madinah..
Ia mengenyam pendidikan formal, dari madrasah ibtidaiyah hingga madrasah aliyah, di Madinah. Setelah lulus sekolah menengah, ia melanjutkan pendidikan khusus pendalaman Al-Qur'an lewat para tokoh dan ulama di Arab Saudi.
Syekh Ali Jaber pada 2018 pindah ke Indonesia dan menjadi guru tahfidz Al-Qur'an di Masjid Agung Al-Muttaqin, Cakranegara, Lombok. Di daerah ini ia juga menjadi imam salat dan khatib..
Di Lombok pula Syek Ali Jaber bertemu dengan Ummi Nadia, istrinya, yang merupakan perempuan asli Lombok.
Syek Ali Jaber lantas pindah ke Jakarta dan menjadi imam salat di Masjid Sunda Kelapa, Menteng, Jakarta Pusat. Sosoknya semakin dikenal setelah menjadi juri Hafiz Indonesia di RCTI dan rutin mengisi acara Damai Indonesiaku di TvOne.
Syekh Ali Jaber menyampaikan dakwah yang menyejukkan. Ceramahnya secara rinci menjelaskan ayat-ayat Al-Qur'an dan hadits. Ini yang membuat sosok Syekh Ali Jaber mudah diterima masyarakat.
Selain berdakwah, Syeh Ali Jaber mengelola yayasan dan memiliki lembaga pendidikan Al-Qur'an, Mahir dengan Al-Qur'an. Almarhum juga aktif memperkenalkan Quran Braille Digital.
Hingga akhirnya, pada 2012, ia diberi kewarganegaraan Indonesia oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono, sebagai apresiasi atas ketulusannya dalam berdakwah.
Pada 13 September 2020, Syekh Ali Jaber sempat sempat menjadi korban penusukan orang tak dikenal ketika mengisi pengajian di Masjid Falahudin, Tanjugkarang Barat, Bandar Lampung. Atas peristiwa itu, ia mengalami luka di bahu kanan. Namun, menyusul penusukan, Syekh Ali Jaber meminta jemaah untuk tidak memukuli pelaku.
Ia mengaku iba dengan sang pelaku dan meminta yang bersangkutan untuk segera dibawa ke polisi.
Dalam persidangan pelaku penusukan, Alpin Andrian (AA), meminta maaf secara langsung kepada Syekh Ali Jaber saat bertemu secara daring. Ini ditanggapi sang Syekh dengan menyatakan ia telah memaafkan AA sejak hari pertama kejadian.
"Dari hari pertama sejak kejadian, kamu sudah saya maafkan," kata Syekh Ali Jaber.
Pada 29 Desember 2020, dikonfirmasi oleh Yayasan Syekh Ali Jaber, sang ulama dikabarkan positif terinfeksi Coronavirus Disease. Selama sepekan lebih, ia menjalani perawatan di rumah sakit.
Di hari Kamis, (14/1/2021), ia dikabarkan meninggal dunia karena masalah di organ paru-paru. Ia meninggal dalam kondisi sudah negatif dari infeksi COVID-19.