ERA.id - Nama Habib Luthfi bin Yahya kembali jadi perbincangan publik setelah meninggalnya Ustadz Maaher At-Thuwailibi alias Soni Eranata di Rutan Mabes Polri, Senin (8/2). Hal itu bermula dari kasus dugaan penghinaan terhadap dirinya yang dilakukan Ustaz Maaher.
Saat itu Maaher At-Thuwailibi mengunggah foto Habib Luthfi dengan balutan sorban dan menyebutnya 'cantik pakai jilbab'. Foto itu diunggah untuk membalas cuitan dari akun Twitter @gunduladul.
"Iya tambah cantik pakai jilbab, kayak kyainya Banser ini ya," ungkap akun Twitter @ustadzmaaher_.
Hal itu pun berbuntut pada penangkapan Ustaz Maaher di kediamannya pada Kamis (3/12/2020) sekitar pukul 04.00 WIB. Ia ditangkap atas dugaan kasus ujaran kebencian di media sosial, hingga berakhir di Rutan Mabes Polri sampai akhir hayatnya.
Sebelum meninggalnya Ustaz Maaher, Habib Luthfi sebetulnya telah memaafkan kesalahannya. Dalam sebuah pertemuan difasilitasi polisi, Habib Luthfi memberikan maaf kepada siapa pun yang telah bersalah kepadanya.
Ia hanya meningatkan kepada masyarakat Indonesia, khususnya umat Islam agar tidak sembarangan bermain media sosial. Apalagi sampai memimbulkan kegaduhan dan fitnah.
"Bila kita ingin Indonesia terus ditimpa bencana, ya begini karena ulah manusia. Karena itu, perkuat kecintaan sesama umat Islam, sesama warga bangsa untuk mewujudkan keutuhan NKRI," tuturnya seperti yang dikutip dari ngopibareng.id.
Lantas, siapakah sebenarnya sosok Habib Luthfi bin Yahya. Berikut fakta tentang ulama asal Pekalongan, Jawa Tengah, itu yang berhasil dirangkum ERA.id.
1. Keturunan ke-37 dari Nabi Muhammad SAW
Ulama yang memiliki nama lengkap Muhammad Luthfi itu lahir di Kota Pekalongan, 10 November 1947 (Usia 73 tahun). Dia adalah seorang Sayyid, Kiai, Ulama, Mursyid dan Dai berkebangsaan Indonesia.
Selain menjadi pendakwah, Habib Luthfi juga menjadi Ketua Majelis Ulama Indonesia Jawa Tengah. Beliau juga menjabat sebagai anggota Dewan Pertimbangan Presiden Republik Indonesia sejak 13 Desember 2019.
Gelar 'habib' yang disematkan kepada nama dirinya tak lepas dari silsilah keturunannya yang sampai hingga ke Nabi Muhammad SAW. Habib Luthfi merupakan keturunan ke-37 dari Nabi Muhammad.
Ayahnya bernama Habib Ali sedangkan Ibunya bernama Hubabah Nur.
Nasab Jalur Ayah
Nabi Muhammad SAW
Sayidatina Fatimah az-Zahra + Amirul Mukminin Ali bin Abi Thalib KWJ
Imam Husain ash-Sibth
Imam Ali Zainal 'Abidin as-Sajad
Imam Muhammad al-Baqir
Imam Ja’far ash-Shadiq
Imam 'Ali al-Uraidhi
Imam Muhammad an-Naqib
Imam Isa an-Naqib ar-Rumi
Imam Ahmad al-Muhajir Ilallah
Imam Ubaidillah
Imam Alwy Ba’Alawy
Imam Muhammad Shahib Shaumah
Imam Alwy ats-Tsani
Imam Ali Khali Qasam
Imam Muhammad Shahib Mirbath
Imam Ali
Imam Al-Faqih Muqaddam Muhammad Ba ’Alawy
Imam Alwy al-Ghuyyur
Imam Ali Maula Darrak
Imam Muhammad Mauladdawilah
Imam Alwy an-Nasiq
Al-Habib Ali
Al-Habib Hasan
Al-Imam Yahya Ba’Alawy
Al-Habib Ahmad
Al-Habib Syekh
Al-Habib Muhammad
Al-Habib Thoha
Al-Habib Muhammad al-Qodhi
Al-Habib Thoha
Al-Habib Hasan
Al-Habib Thoha
Al-Habib Umar
Al-Habib Hasyim
Al-Habib Ali
Al-Habib Muhammad Luthfi bin Yahya
2. Bergelar Doktor Honoris Causa
Riwayat pendidikan Habib Luthfi Bin Yahya tercatat pernah belajar di Pondok Pesantren Roudlotul Mubtadiin Balekambang Jepara yang pada saat itu di asuh oleh KH. Abdullah Hadziq bin Hasbullah.
Pendidikan pertama Habib Luthfi diterima dari ayah al Habib al Hafidz ‘Ali al Ghalib. Selanjutnya ia belajar di Madrasah Tempo Dulu. Guru-gurunya di Madrasah itu di antaranya: Al Alim al ‘Alamah Sayid Ahmad bin ‘Ali bin Al Alamah al Qutb As Sayid ‘Ahmad bin Abdullah bin Thalib al Athas; Sayid al Habib al ‘Alim Husain bin Sayid Hasyim bin Sayid Umar bin Sayid Thaha bin Yahya (pamannya sendiri); Sayid al ‘Alim Abu Bakar bin Abdullah bin ‘Alawi bin Abdullah bin Muhammad al ‘Athas Bâ ‘Alawi; Sayid ‘Al Alim Muhammad bin Husain bin Ahmad bin Abdullah bin Thalib al ‘Athas Bâ ‘Alawi.
Muhammad Luthfi bin Yahya belajar di madrasah tersebut selama tiga tahun. Pada November 2020, Habib Luthfi bin Yahya mendapat gelar Doktor Honoris Causa Bidang Komunikasi Dakwah dan Sejarah Kebangsaan dari Universitas Negeri Semarang.
3. Melanjutkan studi hingga ke Timur Tengah
Selanjutnya pada tahun 1959, Habib Luthfi melanjutkan studinya ke pondok pesantren Benda Kerep, Cirebon. Kemudian Indramayu, Purwokerto dan Tegal. Setelah itu melanjutkan ke Mekah, Madinah dan di negara-negara lainnya. Ia menerima ilmu syari’ah, thariqah dan tasawuf dari para ulama-ulama besar, wali-wali Allah yang utama, guru-guru yang penguasaan ilmunya tidak diragukan lagi.
Dari guru-guru tersebut ia mendapat ijazah Khas (khusus), dan juga ‘Am (umum) dalam Da’wah dan nasyru syari’ah (menyebarkan syari’ah), thariqah, tashawuf, kitab-kitab hadits, tafsir, sanad, riwayat, dirayat, nahwu, kitab-kitab tauhid, tashwuf, bacaan-bacaan aurad, hizib-hizib, kitab-kitab shalawat, kitab thariqah, sanad-sanadnya, nasab, kitab-kitab kedokteran. Dan ia juga mendapat ijazah untuk membai’at.
4. Ahli Thariqah
Selain dikenal sebagai penceramah, Habib Luthfi juga mengambil thariqah dan hirqah Muhammadiah dari para tokoh ulama. Dari guru-gurunya ia mendapat ijazah untuk membaiat dan menjadi mursyid. Di antara guru-gurunya itu adalah:
Thariqah Naqsyabandiah Khalidiyah dan Syadziliah al ‘Aliah
Dari Al Hafidz al Muhadits al Mufasir al Musnid al Alim al Alamah Ghauts az Zaman Sayidi Syekh Muhammad Ash’ad Abd Malik bin Qutb al Kabir al Imam al Alamah Sayidi Syekh Muhammad Ilyas bin Ali bi Hamid
Sanad Naqsyabandiayah al Khalidiyah
Sayidi Syekh ash’ad Abd Malik dari bapaknya Sayidi Syekh Muhammad Ilyas bin Ali bin Hamid dari Quth al Kabir Sayid Salaman Zuhdi dari Qutb al Arif Sulaiman al Quraimi dari Qutb al Arif Sayid Abdullah Afandi dari Qutb al Ghauts al Jami’ al Mujadid Maulana Muhammad Khalid sampai pada Qutb al Ghauts al Jami’ Sayidi Syah Muhammad Baha’udin an Naqsyabandi al Hasni.
Syadziliyah
Dari Sayidi Syekh Muhammad Ash’Ad Abd Malik dari al Alim al al Alamah Ahmad an Nahrawi al Maki dari Mufti Mekah-Madinah al Kabir Sayid Shalih al Hanafi ra.
Thariqah al ‘Alawiya al ‘Idrusyiah al ‘Atha’iyah al Hadadiah dan Yahyawiyah:
Dari al Alim al Alamah Qutb al Kabir al Habib ‘Ali bin Husain al ‘Athas.
Afrad Zamanihi Akabir Aulia al Alamah al habib Hasan bin Qutb al Ghauts Mufti al kabir al habib al Iamam ‘Utsman bin Abdullah bin ‘Aqil bin Yahya Bâ ‘Alawi.
Al Ustadz al kabir al Muhadits al Musnid Sayidi al Al Alamah al Habib Abdullah bin Abd Qadir bin Ahmad Bilfaqih Bâ ‘Alawi.
Al Alim al Alamah al Arif billah al Habib Ali bin Sayid Al Qutb Al Al Alamah Ahmad bin Abdullah bin Thalib al ‘Athas Bâ ‘Alawi.
Al Alim al Arif billah al Habib Hasan bin Salim al ‘Athas Singapura.
Al Alim al Alamah al Arif billah al Habib Umar bin Hafidz bin Syekh Abu Bakar bin Salim Bâ ‘Alawi.
Dari guru-guru tersebut ia mendapat ijazah menjadi mursyid, hirqah dan ijazah untuk baiat, talqin dzikir khas dan ‘Am.
Thariqah Al Qadiriyah an Naqsyabandiyah:
Dari Al Alim al Alamah tabahur dalam Ilmu syaria’at, thariqah, hakikat dan tashawuf Sayidi al Imam ‘Ali bin Umar bin Idrus bin Zain bin Qutb al Ghauts al Habib ‘Alawi Bâfaqih Bâ ‘Alawi Negara Bali. Sayid Ali bin Umar dari Al Alim al Alamah Auhad Akabir Ulama Sayidi Syekh Ahmad Khalil bin Abd Lathif Bangkalan. ra.
Dari kedua gurunya itu, al Habib Muhammad Luthfi mendapat ijazah menjadi mursyid, hirqah, talqin dzikir dan ijazah untuk bai’at talqin.
Jami’uthuruq (semua thariqat) dengan sanad dan silsilahnya:
Al Imam al Alim al Alamah al Muhadits al Musnid al Mufasir Qutb al Haramain Syekh Muhammad al Maliki bin Imam Sayid Mufti al Haramain ‘Alawi bin Abas al Maliki al Hasni al Husaini Mekah.
Darinya, Maulana Habib Luthfi mendapat ijazah mursyid, hirqah, talqin dzikir, bai’at khas, dan ‘Am, kitab-kitab karangan syekh Maliki, wirid-wirid, hizib-hizib, kitab-kitab hadis dan sanadnya.
Thariqah Tijaniah:
Al Alim al Alamah Akabir Aulia al Kiram ra’su al Muhibin Ahli bait Sayidi Sa’id bin Armiya Giren Tegal. Kiyai Sa’id menerima dari dua gurunya; pertama Syekh’Ali bin Abu Bakar Bâsalamah. Syekh Ali bin Abu Bakar Bâsalamah menerima dari Sayid ‘Alawi al Maliki. Kedua Syekh Sa’id menerima langsung dari Sayid ‘Alawi al Maliki.
Dari Syekh Sa’id bin Armiya itu Maulana Habib Luthfi mendapat ijazah, talqin dzikir, dan menjadi mursyid dan ijazah bai’at untuk khas dan ‘am. Saat ini Habib Luthfi dipercaya sebagai Ketua Forum Sufi Internasional.