Guru Divaksinasi COVID-19, Pembelajaran Tatap Muka Harus Tetap Minimalisir Kerumunan

| 25 Feb 2021 14:00
Guru Divaksinasi COVID-19, Pembelajaran Tatap Muka Harus Tetap Minimalisir Kerumunan
Syaiful Huda (Dok. Instagram syaifulhooda)

ERA.id - Komisi X DPR RI mengapresiasi langkah pemerintah yang telah melakukan vaksinasi COVID-19 kepada guru dan tenaga pengajar. Hal ini dilakukan untuk mengejar pelaksanaan pembelajaran tatap muka di awal semester kedua atau di bulan Juli 2021.

Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda mengatakan kembali diadakannya pembelajaran tatap muka, maka bisa meminimalisir ancaman ketinggalan pembelajaran bagi siswa. Adapun Presiden Joko Widodo menargetkan vaksinasi COVID-19 terhadap 5 juta guru dan tenaga pengajar bisa rampung pada bulan Juni.

"Kami menilai target Presiden Jokowi untuk membuka sekolah dan mengadakan pembelajaran tatap muka Juli mendatang harus didukung. Dengan demikian ancaman loss learning bagi anak-anak kita bisa diminimalkan," ujar Ketua Komisi X DPR Syaiful Huda melalui keterangan tertulis, Kamis (25/2/2021).

Huda mengatakan, proses vaksinasi yang ditargetkan kepada 5 juta tenaga pendidik di Tanah Air akan menjadi langkah awal untuk memastikan keamanan proses belajar mengajar dengan tatap muka di sekolah. 

Meski begitu, pemerintah tetap perlu mengatur protokol kesehatan dalam pembelajaran, khususnya bagi siswa. Hal ini untuk memastikan agar proses belajar mengajar tetap aman.

"Dengan vaksinasi para guru maka mereka mempunyai imunitas untuk meminimalkan penularan COVID-19 kepada anak didik mereka. Dengan demikian saat ini tinggal mengatur bagaimana protokol kesehatan bagi anak didik agar proses belajar mengajar bisa berlangsung aman," kata Huda.

Huda menyebut, beberapa protokol kesehatan yang harus diterapkan lanjut Huda antara lain pembatasan jumlah siswa dalam kelas, adanya thermo gun, westafel, dan handsanitizer. Selain itu juga harus dijaga kebersihan dan kedisplinan dalam menjaga jarak saat waktu istirahat. 

"Nantinya sekolah harus mengatur jam sekolah dalam sistem shift sehingga tidak terjadi kerumunan. Bahkan jika perlu untuk tahap awal sekolah tidak menerapkan jam pelajaran secara penuh, tetapi bertahap sesuai dengan kondisi pandemi di tanah air. Yang penting sekolah tatap muka bisa dilakukan terlebih dahulu meski bertahap pelaksanaannya,” katanya.

Politisi PKB ini menambahkan, pembelajaran jarak jauh sebagai alternatif pola belajar selama pandemi COVID-19 banyak dikeluhkan siswa, guru, maupun orang tua siswa. Berbagai kendala mulai dari keterbatasan kuota, minimnya gadget, hingga tidak meratanya akses internet membuat proses pembelajaran jarak jauh tidak berjalan maksimal. Akibatnya banyak peserta didik yang tidak mendapatkan kompetensi sesuai dengan tingkatnnya. 

"Harus diakui pembelajaran tatap muka saat ini masih merupakan metode terbaik di Indonesia. Oleh karena itu kami mendukung pembukaan sekolah di awal tahun ajaran baru nanti," ujar Huda.

Sebelumnya, Presiden Joko Widodo mengatakan, guru dan tenaga pendidikan menjadi salah satu sasaran prioritas dari pemerintah agar kegiatan belajar mengajar tatap muka bisa segera kembali dilakukan pada awal semester kedua Tahun Ajaran 2020/2021 atau sekitar bulan Juli. 

Jokowi menargetkan 5 juta tenaga pendidik dan guru selesai divaksinasi pada Juni 2021. Dengan harapan, pada Juli saat semester kedua dimulai, pembelajaran tatap muka bisa kembali dilakukan.

"Tenaga pendidik, atau kependidikan, guru ini kita berikan prioritas agar nanti di awal semeser kedua pendidikan tatap muka bisa kita mulai lakukan. Targetnya pada bulan Juni, nanti 5 juta guru dan tenaga pendidik dan kependidikan semuanya, insya Allah semuanya sudah bisa kita selesaikan. Sehingga di bulan Juli saat ajaran baru bisa berjalan dengan normal kembali," kata Jokowi dalam konferensi pers yang disiarkan YouTube Sekretariat Presiden, Rabu (24/2/2021).

Rekomendasi