ERA.id - Anggota Komisi I DPR RI Fadli Zon meminta agar Badan Intelejen Negara (BIN) atau lembaga terkait lainnya harus mengevaluasi rentetan aksi teror yang terjadi di Indonesia belakangan ini. Dia menekankan sebenarnya radikalisme ini tidak berasal dari Indonesia dan tidak beridentitas agama.
Hal ini disampaikan oleh Fadli usai menghadiri acara di Universitas Sebelas Maret (UNS), Kamis (8/4). Ia mengatakan, terorisme merupakan persoalan bersama. Termasuk menjadi evaluasi bagi BIN, karena untuk mengetahui sejauh mana program deradikalisasi.
"Kalau di Indonesia sejak dulu tidak ada aksi terorisme, pertama kali aksi teror terjadi ya tahun 2002 yakni saat bom Bali itu. Sejak tahun 1945 sampai 2002 belum pernah terjadi," katanya.
Dulu ada program namanya War on Terror yang berasal dari Amerika Serikat. Namun saat ini Amerika Serikat sudah berubah. "Kita juga harus berubah, jangan di dalam proyek ini terus," katanya.
Fadli menekankan bahwa masyarakat di Indonesia sebenarnya orang yang moderat. Selain itu tidak ada budaya radikal di Indonesia. Pemahaman agama di Indonesia ini bercampur dengan tradisi dan tidak pernah menumpas tradisi.
"Ketika Islam masuk ke Jawa juga terjadi akulturasi budaya. Jadi radikalisasi itu dimulai ya tahun 2002 itu," katanya.