Tugas Berat Menteri Investasi Bahlil Lahadia Genjot Investasi

| 29 Apr 2021 02:28
Tugas Berat Menteri Investasi Bahlil Lahadia Genjot Investasi
Bahlil Lahadalia (YouTube)

ERA.id - Presiden Joko Widodo melantik Bahlil Lahadalia sebagai Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) di Istana Presiden, Rabu (28/4).

Resmi naik pangkat, Bahlil mengaku mendapat tugas penting dari Jokowi terkait investasi. Salah satunya, memastikan perizinan investasi lancar sehingga tidak ada lagi yang menahan seseorang untuk berinvestasi di Indonesia.

"Peran daripada Kementerian Investasi nantinya akan menjadi keep point untuk menghubungkan, mensinergikan, baik investasi dari luar maupaun dari dalam negeri, baik pemerintah daeah maupun pemerintah pusat agar kemudian ini (investasi) menjadi satu pintu," kata Bahlil dalam konferensi pers, Rabu (28/4/2021).

Bahlil mengatakan, berdasarkan arahan dari Jokowi, apabila ada yang orang yang menahan izin untuk berinvestasi maka sama saja seperti menahan pertumbuhan ekonomi. Hal itu, nantinya bakal berdampak pada indeks ease of doing business index (EODB) atau kemudahan berbisnis.

"Kalau kita menahan izin orang atau investor itu sama dengan menahan pertumbuhan ekonomi nasional, sama juga dengan menahan lapangan pekerjaan, sama juga dengan menahan sumber-sumber pendapatan negaran. Dan EODB kita akan tidak akan mengalami perbaikan," kata Bahlil.

Selain itu, Bahlil juga mendapat tugas dari Jokowi agar tak hanya fokus pada pengusaha besar saja. Tetapi juga memberi perhatian kepada pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).

Kementerian Investasi, kata Bahlil, nantinya akan membantu kerja sama antara pengusaha besar dengan pelaku UMKM.

"Perintah bapak Presiden kepada kami bahwa jangan hanya mengurus pengusaha yang besar, tapi mengurus juga UMKM. Harus kita kawinkan pengusaha-pengusaha besar dengan UMKM, pengusaha-pengusaha besar yang ada di daerah dengan yang nasional," kata Bahlil.

Cara tersebut, kata Bahlil dinilai efektif meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Sebab, kesejahteraan nantinya tidak hanya berada di ibu kota atau menjadi milik pengusaha besar saja, tapi juga mengalir ke pelaku UMKM dan pengsuaha di daerah.

Dia menjelaskan, kontruksi pertumbuhan ekonomi di Indonesia 60 persennya adalah konsumsi, sedangkan 30 persen sisanya di sektor investasi

"Konsumsi pertumbuhan ekonomi nasional kita 60 persennya komsumsi, 30 persen itu dari sektor investasi. Dan ini menjadi peran penting karena 16 juta orang yang harus kita siapkan pekerjaan, karena itu saya pikir investasi adalah pintu masuknya untuk melakukan semua itu," pungkas Bahlil.

Rekomendasi