China Siapkan Dosis Ketiga Suntik Vaksin COVID-19, Pemerintah Tunggu Kabar dari Sinovac

| 08 Jun 2021 12:52
China Siapkan Dosis Ketiga Suntik Vaksin COVID-19, Pemerintah Tunggu Kabar dari Sinovac
Dok. BPMI

ERA.id - Pemerintah China berencana menyiapkan penyuntikan dosis ketiga vaksin COVID-19 Sinovac

China mengklaim, dengan penambahan dosis vaksin Sinovac tersebut mampu memperkuat sistem kekebalan tubuh. Bagaimana dengan Indonesia?

Seperti diketahui, Indonesia menggunakan Sinovac dalam program vaksinasi COVID-19.

Menanggapi hal tersebut, Juru Bicara Vaksin COVID-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi mengatakan, hingga saat ini pemerintah belum mendapat kabar dari pihak Sinovac mengenai penyuntikan dosis ketiga tersebut.

"Belum (ada kabar dari Sinovac)," kata Nadia saat dihubungi, Selasa (8/6/2021).

Vaksinasi (Amalia Putri/era.id)

Nadia mengatakan, apabila nantinya ada kabar mengenai penyuntikan dosis ketiga Sinovac, pemerintah pun tidak akan langsung menjalankannya. Dia menegaskan, pemeberian tambahan dosis perlu ada kajian ilmiah dan rekomendasi dari Indonesian Technical Advisory Group on Immunization (ITAGI) dan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).

"Kita tunggu hasil uji klinisnya, kita tunggu kajian secara ilmiah dan lengkap. Dan selanjutnya rekomendasi ITAGI dan WHO/SAGE," kata Nadia.

Diberitakan sebelumnya, China mengembangkan vaksin dosis ketiga yang disebut sebagai vaksin 'booster' karenaa diklaim bisa meningkatkan kekebalan tubuh hingga 10 kali lipat sepekan setelah penyuntikan menurut uji klinis fase II.

Semula, vaksin dosis ganda yang dikembangkan oleh Sinopharm dan Sinovac hanya bisa digunakan untuk orang berusia 18 hingga 59 tahun, sedangkan vaksin dosis tunggal CanSino bisa digunakan untuk usia 18 tahun ke atas hingga 60 tahun ke atas.

Vaksin Sinopharm dan Sinovac telah digunakan oleh penduduk berusia 60 tahun ke atas di sejumlah daerah, termasuk Beijing dan Shanghai.

Vaksin dosis ketiga telah diberikan di 13 provinsi, termasuk Anhui, Zhejiang, Jiangsu, Shandong, Guizhou, Hubei, Henan, dan Beijing aebagai bagian dari program uji klinis fase II.

Rekomendasi