Megawati Didorong Nyapres di Pilpres 2024, PDIP: Ada yang Menyuarakan

| 14 Jun 2021 20:15
Megawati Didorong Nyapres di Pilpres 2024, PDIP: Ada yang Menyuarakan
Megawati Soekarnoputri. (Foto: Dok. Tim Media PDIP)

ERA.id - Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati santer dikabarkan kembali didorong untuk maju sebagai calon presiden (capres) di Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024 mendatang.

Menanggapi hal tersebut, Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) PDIP Utut Adianto mengakui dorongan tersebut datang dari salah seorang kadernya yakni Mochtar Mohammad, yang juga merupakan Direktur Pro Mega Center.

"Ya memang ada yang menyurakan namanya pak Mochtar Mohammad, itu beliau dulu Mega-Pro (Megawati-Prabowo, Pilpres 2009)," ujar Utut di Kompleks DPR RI, Senayan, Jakarta, Senin (14/6/2021).

Menurut Utut, usulan-usulan semacam itu tidak dilarang partainya. Dia menegaskan, PDIP tidak pernah membendung suara kader dalam menyampaikan pendapat.

"Nah ini, suara-suara di partai kami itu diperbolehkan, tidak ada yang dibendung, tetapi semua diperbolehkan sepanjang tidak memaksa atau ngacau," kata Utut.

Dia menegaskan, terkait siapa calon yang bakal diusung pada Pilpres 2024 diserahakn sepenuhnya kepada Megawati. Sebab, berdasarkan hasil Kongres PDIP pada Agustus 2019 lalu, ditetapkan Megawati sebagai pemegang hak prerogatif terkait Pilpres mendatang.

"Nanti keputusan, nanti tetap ibu. Kenapa ibu memiliki hak itu? Ada di prerogatif di Kongres kelima PDIP di 2019 Agustus lalu," kata Utut.

Lebih lanjut, Utut juga mengungkapkan, hingga saat ini partainya belum melakukan pembicaraan terkiat koalisi maupun pasangan di Pilpres 2024 dengan partai mana pun termasuk dengan Partai Gerindra. Namun, dia memastikan hubungan PDIP dan Gerindra baik-baik saja.

Hal itu dibuktikan dengan terlihatnya kebersamaan Megawati dan Prabowo dalam sejumlah kesempatan. Seperti saat peresmian patung Bung Karno di Kemenhan dan saat pengukuhan profesor kehormatan di Universitas Pertahanan.

"Tapi di republik ini kan kalau biasanya yang penting-penting ngomongnya dua atau tiga orang saja, kalau ramai-ramai itu biasanya silaturahmi biasa," pungkasnya.

Rekomendasi