90 Persen Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Karena Varian Delta, Luhut: Jangan Ada yang Main-Main Soal Ini

| 06 Jul 2021 09:10
90 Persen Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Karena Varian Delta, Luhut: Jangan Ada yang Main-Main Soal Ini
Luhut Pandjaitan (Dok. Antara)

ERA.id - Koordinator Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat khusus Pulau Jawa dan Bali, Luhut Binsar Pandjaitan mengungkapkan, sebagian besar kasus positif COVID-19 yang terjadi di Provinsi DKI Jakarta diakibatkan dari varian Delta B1617.2. Karenanya, dia mengimbau kepada masyarakat untuk patuh dan taat terhadap aturan selama PPKM Darurat yang berlaku mulai tanggal 3-20 Juli 2021.

"Tadi dari data yang kami dapat 90 persen di Jakarta itu sudah varian delta. Kalau kita bermain-main pasti bisa kena siapa saja di sekeliling anda," kata Luhut dalam konferensi pers yang disiarkan kanal YouTube Kemenko Marves RI, Senin (5/7/2021).

Luhut megatakan, dengan masyarakat ikut membantu pemerintah menaati aturan selama PPKM Darurat berlangsung maka sama artinya dengan menyelamatkan diri sendiri, dan orang-orang dari lingkungan terdekat.

Dia menyebut, jika pada tahun lalu pandemi COVID-19 mungkin belum ada di lingkungan terdekat, saat ini virus Corona semakin dekat dengan kita. Banyak orang dalam beberapa pekan terakhir ini kehilangan keluarga hingga kolega terdekatnya.

"Jadi keadaan ini sudah parah dan kita harus bekerja sama," kata Luhut.

Lebih lanjut, Menteri Koordinator bidang Kemaritiman dan Investasi itu kembali mengingatkan, bahwa dalam 10 hingga 12 hari ke depan lonjakan kasus COVID-19 masih akan terjadi. Per tanggal 5 Juli 2021, pemerintah mencatat tambahan kasus COVID-19 mencapai 29.745 kasus, sedangkan kasus kematian bertambah sebanyak 558 orang.

"Saya sudah beri tahu ini akan terus naik dalam 10-12 hari ke depan, ini saja sudah 29 ribu (tambahan kasus COVID-19). Walaupun tingkat kesembuhan lebih dari 13 ribu tapi tetap peningkatan itu masih tetap tinggi," kata Luhut.

Selain menaati aturan PPKM Darurat dan menjalankan protokol kesehatan, Luhut juga mengimbau masyarakat untuk tidak melakukan mobilisasi, terutama di kawasan Jabodetabek. Dia menegaskan, perkantor sektor non esensial wajib melakukan 100 work from home (WFH).

Luhut menegaskan, jika mobilisasi tetap dilakukan sama artinya dengan membahayakan keselamatan orang lain serta menyumbang angka COVID-19.

"Anda akan menyumbang orang yang cedera COVID-19 karena ketidakdisplinan saudara, itu bisa keluargamu, bisa anak istrimu atau bisa dirimu sendiri," kata Luhut.

"Saya ingin tidak ada yang main-main soal ini. Kita harus kompak," pungkasnya.

Rekomendasi