ERA.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengungkapkan, pemerintah Indonesia akan mendatangkan vaksin COVID-19 merek Pfizer. Dengan begitu, persediaan vaksin di Indonesia akan bertambah banyak.
"Bulan Agustus nanti akan masuk dari Pfizer sehingga jumlah vaksin yang masuk di semester kedua tahun ini akan menjadi semakin banyak," ujar Budi seperti dikutip dari kanal YouTube DPR RI pada Kamis (15/7/2021).
Terpisah, Budi menambahkan jumlah vaksin COVID-19 merek Pfizer yang akan tiba di Indonesia sebanyak 50 juta dosis. Vaksin tersebut didapatkan atas kesepakatan kerja sama antara Kementerian Kesehatan dengan PT Pfizer Indonesia dan BioNTech SE.
Perjanjian ini merupakan bagian dari komitmen global Pfizer dan BioNTech untuk membantu mengatasi pandemi COVID-19.
"Saya ucapkan terima kasih atas kerja samanya dalam rangka membantu memenuhi kebutuhan vaksin COVID-19 di Indonesia. Dengan bertambahnya stok vaksin 50 juta dosia merek Pfizer ini diharapkan dapat mempercepat pelaksanaan vaksinasi di Indonesia," katanya.
Budi mengatakan, vaksin COVID-19 merek Pfizer baru dapat digunakan setelah mendapatkan izin penggunaan darurat atau emergency use authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
"Penggunaan vaksin untuk pelaksanaan vaksinasi COVID-19 hanya dapat dilakukan setelah mendapat izin edar atau persetujuan penggunaan pada masa darurat dari Badan POM," kata Budi.
Kepala BPOM Penny Lukito mengungkapkan, akan segera menerbitkan EUA untuk vaksin Pfizer. "Dalam waktu dekat juga akan sedang berproses vaksin Pfizer ya Pfizer juga dalam waktu dekat akan keluar (EUA)," ujar Penny.
Pfizer akan menjadi vaksin keenam yang mendapatkan izin penggunaan di Indonesia. Setelah terakhir vaksin Moderna yang telah mendapatkan izin pada 2 juli 2021 lalu. Sebelumnya Indonesia telah menggunakan vaksin COVID-19 dengan merek Sinovac, AstraZeneca, Moderna dan Sinopharm.
Pfizer dan BioNTech menargetkan untuk memproduksi 3 miliar dosis vaksin COVID-19 secara global sampai dengan akhir tahun 2021, dengan asumsi pelabelan enam dosis yang diperbarui, perbaikan proses secara terus-menerus, perluasan fasilitas produksi yang ada, serta melalui penambahan pemasok baru dan produsen kontrak.
Uji klinis BNT 162b2 Tahap 3 dikembangkan berdasarkan teknologi messenger RNA (mRNA) milik BioNTech, dimulai pada akhir bulan Juli 2020 dan pendaftaran atas produk vaksin ini diselesaikan pada bulan Januari 2021 dengan lebih dari 46.000 peserta. Peserta terus dimonitor untuk perlindungan dan keamanan jangka panjang selama 2 tahun setelah penyuntikan dosis kedua.
BioNTech merupakan pemegang izin edar di Uni Eropa, dan pemegang otorisasi penggunaan dalam kondisi darurat di Amerika Serikat (bersama dengan Pfizer), Kanada, dan negara-negara lain sebelum nantinya diajukan permohonan izin edar penuh.