Banyak Pasien Isoman Meninggal, Menkes: Tak Mau Lapor Karena Ada Beban Sosial

| 26 Jul 2021 19:15
Banyak Pasien Isoman Meninggal, Menkes: Tak Mau Lapor Karena Ada Beban Sosial
Ilustrasi makam COVID-19 (Ilham Apriyanto/ ERA.id)

ERA.id - Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengaku sedih mendengar banyak pasien COVID-19 yang meninggal saat menjalani isolasi mandiri (isoman) di rumah. Dia menyebut, mereka yang meninggal bukan saja karena tak mendapatkan rumah sakit, tapi tidak melapor saat terpapar karena merasa memiliki beban sosial.

Budi mengatakan, banyak pasien COVID-19 yang berada di daerah saat terpapar tidak berani mengaku karena merasa penyakitnya aib yang harus ditutup-tutupi.

"Saya sedih, saya juga dapat masukan isoman meninggal, penyebabnya banyak, bukan hanya diterima di RS, tapi rupanya orang yang sakit di banyak daerah masih dilihat sebagai orang yang ternoda, terhukum, orang yang tidak baik perilakunya jadi kasihan orang-orang ini," ujar Budi dalam keterangan pers yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Senin (26/7/2021).

"Orang-orang ini tidak mau lapor karena merasa ada beban sosialnya," imbuhnya.

Oleh karenanya, Budi menegaskan dan mengingatkan kepada masyarakat bahwa terpapar COVID-19 bukanlah suatu aib dan tidak perlu ditutupi. Sebaliknya, harus segera dilaporkan supaya angka kematian tidak semakin tinggi.

"Sakit COVID-19 bukan aib, justru kalau saudara kita sakit harus dibantu, jangan diaibkan nanti malah nggak mau lapor, telat masuk RS dan jadi kematian tinggi, jadi tolong bapak ibu segera lapor ke RS puskesmas, dokter agar bisa dites cepat supaya bisa tahu level keparahannya seperti apa dan ditreatment sesuai keparahannya," kata Budi.

Dia juga berharap masyarakat tidak takut lagi menjalankan tes COVID-19. Testing merupakan salah satu strategi untuk menekan penambahkan kasus positif maupun mengurangi angka kematian.

Dengan melakukan testing, terlebih pada orang yang memiliki gejala COVID-19, maka penganan kesehatan semakin bisa cepat dilakukan dan juga melindungi semakin banyaknya orang di sekitar yang ikut terpapar.

"Jadi testing ini jangan ditakuti, jangan dicemasi, jangan dihindari tapi cepat dilakukan kalau ada gejala apalagi. Supaya benar-benar kita bisa lindungi rekan-rekan kita," kata Budi.

Dia berharap, ke depannya masyarakat semakin bisa mematuhi protokol kesehatan. Sehingga pada saat HUT RI ke-76, masyarakat bisa memberikan kado terindah berupa pengendalian pandemi COVID-19.

"Kalau saya hitung 22 hari lagi merayaakan ulang tahun indonesia yang ke 76, yuk kita berikan hadiah dengan melaksanakan prokes. Kalau kita bisa melaksanakannya, kita bisa mengurangi risiko diri kita, keluarga kita, tetangga kita, dan seluruh rakyat Indonesia dan itu adalah hadiah terbaik bagi bangsa dan negara kita di ulangtahunya," pungkas Budi.

Rekomendasi