ERA.id - Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai pengecatan ulang Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 berjenis Boeing Business Jet-2 di tengah pandemi COVID-19 adalah keputusan yang tidak bijak.
Dia menyindir seharusnya seorang pemimpin memiliki moral dan etika pada saat situasi kriris seperti saat ini.
"Mengecat pesawat kepresidenan di masa pandemi tidak bijak, pemimpin mesti punya standar moral dan etika yang betul-betul lembut dan mudah terenyuh," kata Mardani kepada wartawan, Rabu (4/8/2021).
Seharusnya, kata Mardani, pengecatan pesawat kepresidenan bisa ditunda. Sementara anggarannya bisa dialihkan untuk memberikan bantuan kepada masyarakat yang terdampak pandemi COVID-19.
Mardani mengingatkan, sejak adanya pandemi COVID-19, banyak masyarakat yang kehilangan pekerjaannya maupun usahanya gulung tikar.
"Mestinya bisa dibilang tunda atau alihkan bagi masyarakat yang lebih perlu," kata Mardani.
"Ayo pemimpin contohkan menjadi ayah bagi rakyatnya jangan rakyatnya susah pemimpinnya mengecat sesuatu yang tidak urgen dam tidak primary need," tegasnya.
Seperti diketahui, Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 atau Pesawat BBJ 2 dicat ulang. Pesawat yang tadinya didominasi warna biru kombinasi putih kini berubah berwarna merah dengan kombinasi putih.
Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono menjelaskan bahwa pengecatan Pesawat BBJ 2 sudah direncanakan sejak tahun 2019, dalam rangka perayaan HUT ke-75 Kemerdekaan Republik Indonesia di tahun 2020. Proses pengecatan sendiri merupakan pekerjaan satu paket dengan Heli Super Puma dan Pesawat RJ.