Biaya Cat Pesawat Kepresidenan Dianggap Mahal, Ferdinand: Yuk Kita Donasi Ganti Uang Negara..

| 05 Aug 2021 07:27
Biaya Cat Pesawat Kepresidenan Dianggap Mahal, Ferdinand: Yuk Kita Donasi Ganti Uang Negara..
Ilustrasi (Foto: Istimewa)

ERA.id - Polemik ganti warna Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 menjadi merah putih terus jadi sorotan. Sejumlah pihak, memprotes sebab hal tersebut dilakukan di tengah pandemi COVID-19, sedangkan cat ulang pesawat menghabiskan biaya sekitar Rp2,1 miliar.

Meski begitu, beberapa pihak salah satunya mantan politikus Partai Demokrat, Ferdinand Hutahaean mendukung langkah pemerintah tersebut. Menurut dia, mengganti warna pesawat kepresidenan menjadi merah putih sesuai dengan identitas bangsa.

Ia pun mengajak serta masyarakat untuk melakukan aksi donasi jika banyak yang mempermasalahkan biaya untuk cat pesawat kepresidenan.

"Darah Indonesia kita makin mencintai Negeri Merah Putih ini..!!" cuit Ferdinand di akun Twitternya, Rabu (4/8/2021).

"Jika msh ada yg protes perubahan warna ini dgn alasan pemborosan, yuk rakyat Merah Putih, kita sama2 donasi ganti uang negara yg keluar utk perubahan warna ini. Kita bayar.! Setuju? RT yuk," kata Ferdinand.

Mantan anak buah SBY itu membantah pernyataan pengamat penerbangan, Alvin Lie yang menyebut bahwa mengecat ulang pesawat kepresidenan merupakan bentuk foya-foya.

"Ini bukan foya2, tapi penegasan sikap kembali ke Jati Diri Bangsa bahwa Indonesia itu Merah Putih," ujar dia.

Untuk diketahui, selama ini Presiden Jokowi menggunakan pesawat kepresidenan jenis Boeing Business Jet (BBJ) 2 tipe 737-800. 

Pesawat BBJ 2 itu dipesan pada 2011. Akan tetapi, baru digunakan sebagai pesawat kepresidenan Indonesia mulai 2014 atau tahun terakhir pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono mengatakan bahwa ide pengecatan ulang Pesawat Kepresidenan Indonesia-1 sebetulnya sudah lama direncanakan yaitu sejak 2019.

"Dapat dijelaskan bahwa pengecatan pesawat ini telah direncanakan sejak 2019 serta diharapkan dapat memberikan kebanggaan bagi bangsa dan negara," kata Heru di Jakarta, Selasa (3/8).

Rekomendasi