ERA.id - Peneliti Senior Centre for Strategic and International Studies (CSIS) Indonesia Fajar B Hirawan memaparkan bahwa 96,8 persen responden puas dengan Program Kartu Prakerja.
“Tingkat kepuasan terhadap pelayanan Program Kartu Prakerja stabil di atas 95 persen,” kata Fajar B. Hirawan dalam seminar bertajuk Rilis Hasil Survei Program Kartu Prakerja: Peranan Program Kartu Prakerja di Masa Pandemi COVID-19 yang diselenggarakan di dalam jaringan (daring), Jumat (13/8/2021).
Sebelumnya, sempat dilakukan survei serupa oleh Cyrus Network pada tanggal 1-5 Mei 2021.
Hasil survei yang dilakukan oleh Cyrus Network menunjukkan tingkat kepuasan masyarakat pada pelayanan Program Kartu Prakerja berada dalam angka 96,7 persen. Terjadi peningkatan kepuasan pada hasil survei CSIS sebesar 0,1 persen.
“Semoga dapat dipertahankan dan ditingkatkan kualitasnya,” tutur Fajar.
Selain menemukan peningkatan pada kepuasan responden terhadap pelayanan Program Kartu Prakerja, hasil survei CSIS juga menunjukkan bahwa dalam tiga bulan terakhir, Program Kartu Prakerja berhasil meningkatkan citranya sebagai program bantuan sosial dan pelatihan.
“Sebesar 69,6 persen responden telah melihat Program Kartu Prakerja sebagai bantuan pelatihan dan bantuan sosial,” ucap Peneliti Senior CSIS ini memberi pemaparan.
Terjadi peningkatan signifikan dari hasil survei Cyrus Network. Sebelumnya, hanya 45,8 persen responden yang melihat Program Kartu Prakerja sebagai bantuan pelatihan dan bantuan sosial. Peningkatan kesadaran tersebut, menurut Fajar, dapat dilatarbelakangi oleh kondisi Indonesia yang dilanda oleh pandemi.
Selaras dengan persepsi masyarakat terkait Program Kartu Prakerja, mengutip dari laman resmi Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kemenpan RB), Presiden Joko Widodo meningkatkan alokasi anggaran untuk Program Kartu Prakerja sebesar Rp1,2 triliun pada 26 Juli 2021. Peningkatan tersebut dilakukan dengan tujuan mengoptimalkan program perlindungan sosial, yang mana Program Kartu Prakerja merupakan salah satunya.
Menyimpulkan dari hasil survei, salah satu rekomendasi dan analisis yang diberikan oleh CSIS adalah menjadikan Program Kartu Prakerja sebagai best practice untuk program perlindungan sosial yang lebih adaptif terhadap perkembangan ekonomi dan kemajuan teknologi, sehingga pelaksanaannya lebih akuntabel dan transparan.
“Semoga dapat menjadi pertimbangan bagi pemerintah dalam membuat kebijakan,” kata Fajar.
Ia juga merekomendasikan agar manajemen pelaksana Program Kartu Prakerja dapat mengembangkan kerja sama dengan sektor swasta, tidak hanya sebagai penyedia pelatihan, tapi juga mendorong pembentukan ekosistem timbal-balik antara penerima dan sektor swasta.
Survei Peranan Program Kartu Prakerja di Masa Pandemi COVID-19 melibatkan 2.000 responden yang merupakan penerima Program Kartu Prakerja dengan sampel yang berasal dari seluruh Indonesia dan dipilih secara acak.