ERA.id - PAN resmi bergabung dengan koalisi pemerintah. Kini Presiden Joko Widodo memiliki 7 dari 9 partai politik yang mendukung kekuasaannya.
Pengamat politik Ujang Komarudin menilai, bergabungnya PAN ke koalisi pemerintah merupakan bentuk kekhawatiran Jokowi dalam menghadapi tahun politik, khususnya Pemilu 2024. Karenanya, Jokowi merasa perlu menambah kekuatan politik.
"Masuknya PAN itu kewaspadaan dan kekhawatiran Jokowi dalam menghadapi tahun politik ke depan yang penuh ketidakpastian, maka menambah barisan koalisi pemerintah menjadi suatu keniscayaan," ujar Ujang kepada wartawan, Kamis (26/8/2021).
Lebih lanjut, Ujang mengatakan, bagi Jokowi tak terlalu memikirkan koalisi pemerintah yang sudah semakin gemuk. Sebaliknya, dia merasa masuknya PAN akan semakin mempermudah langkah pemerintah ketika berhadap-hadapan dengan oposisi.
Di satu sisi, Ujang juga menilai PAN juga diuntungkan karena mereka sekarang didukung penuh oleh pemerintah.
"Bagi Jokowi koalisi gemuk tak masalah, yang penting dirinya aman dan kuat. Masuknya PAN ke koalisi Jokowi tentu ini akan memperlemah dan memperberat oposisi dalam berhadap-hadapan dengan koalisi Jokowi," kata Ujang.
"Untungnya Jokowi, bisa menambah koalisi dan akan semakin kuat. Dan untung untuk PAN. PAN bisa di-back up oleh pemerintah, dalam banyak hal," imbuhnya.
Sementara terkait akankah PAN mendapat jatah kursi menteri, Ujang meyakini hal tersebut sudah dibicarakan di belakang. Jika di waktu dekat ada perombakan kabinet, maka sudah pasti lowongan itu untuk PAN.
"Kita lihat aja ke depan, jika ada reshuffle itu artinya ada akomodasi terhadap PAN. Artinya akan ada kader PAN yang jadi menteri. Paling-paling satu menteri dan itu pun akan menggeser menteri dari non parpol," kata Ujang.
Namun, kata Ujang, apabila tidak mendapat jatah apapun sudah pasti ada pembicaraan di belakang dan menjadi kesepakatan bersama.
"Namun jika PAN tak dapat menteri itu mungkin sudah deal dengan Jokowi. Ingat, tak ada makan siang yang gratis. Tak ada koalisi yang tulus. Semua berbalut kepentingan dan saling dukung," ucap Ujang.
Seperti diketahui, Jokowi mengumpulkan 6 petinggi partai politik koalisi pemerintah di Istana Negara, Jakarta (25/8). Dalam pertemuan tersebut, hadir Ketua Umum PAN Zulkifli Hasan dan Sekretaris Jenderal PAN Eddy Soeparno.
Sekretaris Jenderal Partai NasDem Johnny G Plate menyebut PAN adalah sahabat baru di koalisi pemerintah. Sedangkan Wakil Ketua Umum PAN Viva Yoga Mauladi mengaku partainya sejak awal kepemimpinan Zulkifli Hasan memang sudah menyatakan dukungan untuk Jokowi.
"PAN sejak kepemimpinan Ketum Bang Zul telah menegaskan sebagai partai politik pendukung pemerintah, ikut sebagai partai koalisi," kata Viva.