Serba-Serbi Mensos Risma: Dari Sujud, Rendahkan Papua, sampai Dijuluki Bodoh

| 02 Oct 2021 15:36
Serba-Serbi Mensos Risma: Dari Sujud, Rendahkan Papua, sampai Dijuluki Bodoh
Menteri Sosial Tri Rismaharini (Setkab)

ERA.id - Menteri Sosial Tri Rismaharini atau yang biasa dipanggil Risma, memang kadang-kadang humanis. Kadang pula mengamuk. Sikapnya itulah yang belakangan bikin kontroversi.

Saat menjabat Wali Kota Surabaya, Risma sudah sering terlihat marah-marah jika keinginannya tak sejalan dengan apa yang terjadi di lapangan.

Misal, terobosan es krim Walls yang membagi produknya di Taman Bungkul, membuat masyarakat berbondong-bondong datang ke sana dan merusak taman yang dibangun dari APBD itu.

Ujungnya, taman tersebut rusak parah. Akhirnya Risma murka kepada panitia acara tersebut. Kejadian ini sempat viral di media sosial dan berujung kontroversi. Ada yang bilang, berlebihan dan ada pula yang bilang salut.

Selebihnya apa lagi?

Risma dijuluki bodoh

Dalam sebuah video viral, Bupati Alor, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), Amon Djobo menyebut Risma sebagai menteri yang bodoh.

Hal itu ia sampaikan langsung kepada staf Kemensos yang hadir ke rumah jabatannya di NTT. Amon jelas marah, sebab bantuan yang berikan Risma belakangan jadi masalah di NTT.

Amon menganggap, pembagian Program Keluarga Harapan (PKH) melalui DPRD Alor, melangkahi kewenangan pemerintah daerah, sebab program itu berada di bawah pemerintah.

“Menteri model apa itu. Dia tidak pernah ke Alor kok. Emang PKH itu DPR yang urus, saya mau tanya dulu,” ujar Amon.

“Dia hanya bisa tanam bunga, pohon di Surabaya. Tahu apa dia,” lanjutnya.

Saking emosinya, Anom menyuruh petugas Kemensos pulang ke Jakarta. Ia juga mengingatkan para pejabat untuk berpikir sebelum berbicara, karena warga di daerah tidak bodoh. Tak lupa, beberapa kali dalam videonya ia menyebut Risma itu bodoh.

“Ini di bawah pemerintah. Bagaimana dia bilang DPR? Menteri mana itu? Lantas model gitu ditempati di tempat korupsi,” tukas Amon.

“Masih lebih baik Ibu Khofifah. Besok kamu pulang saja, berarti kau tidak ikhlas datang ke Alor. Kau pergi tanya presiden, dan gubernur. Kamu tidak menghargai pemerintah, DPR mana itu?” tambah bupati.

Risma Sujud

Risma pada 2020 silam sempat bersujud dan menangis di hadapan Ketua Tim Penyakit Infeksi Emerging dan Remering (Pinere) Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr Soetomo, dr Sudarsono.

Itiu terjadi sewaktu ia bertemu dengan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Surabaya di Balai Kota Surabaya.

Dalam pertemuan itu, Sudarsono menyampaikan RSUD dr Soetomo telah kelebihan kapasitas. Tak cuma itu, banyak warga Surabaya yang tak mematuhi protokol kesehatan.

Mendengar itu, Risma pun bersujud bahkan memegang kaki Sudarsono sambil menangis.

"Tolonglah kami jangan disalahkan terus. Apa saya rela warga saya mati. Kita masih ngurus orang meninggal jam 03.00 pagi, bukan warga Surabaya. Kami masih urus," kata Risma.

"Saya memang goblok, saya gak pantas jadi wali kota," lanjut perempuan yang kini namanya digaungkan sebagai pengganti Anies di periode berikutnya.

Saat itu memang jumlah kasus konfirmasi positif Covid-19 di Surabaya mencapai 5.510. Dari jumlah itu, sebanyak 2.238 sembuh, dirawat 2.854, dan meninggal 418.

Risma rendahkan Papua

Risma dinilai merendahkan Papua dan kalimatnya mengandung rasisme. Saat itu, ia memarahi sejumlah ASN di Balai Wyataguna Bandung. Alasannya, banyak ASN tak ikut membantu kawannya saat memasak di dapur Kemensos.

Dapur itu sejatinya bertujuan untuk meracik makanan yang bakal didistribusikan kepada masyarakat.

Awalnya begini, Risma mendapati adanya dapur umum yang hanya dikerjakan oleh petugas dari Tagana dan petugas lainnya.

Sementara ia menilai, ASN lainnya di lingkungan Kementerian Sosial hanya bekerja di dalam kantornya masing-masing.

"Jadi jangan pisah-pisahkan, kalau aku bikin (dapur umum) di sini berarti itu Kementerian Sosial, bukan Ditjen Rehabilitasi Sosial, sehingga tidak ada yang nongol, ini Kementerian Sosial, kok masih dikotak-kotakan kaya gitu," kata Risma di Balai Wyataguna, Kota Bandung, Jawa Barat, Selasa (13/7/2021).

Menurut Risma, pekerja di Kemensos harus peka dengan kondisi yang dialami rakyat kecil saat Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat.

Melihat kerjaan di dapur umum sementara ASN masih fokus dengan pekerjaanya masing-masing, membuat Risma pesimis kalau kebutuhan makanan masyarakat akan optimal.

"Masyarakat di sana nggak bisa makan karena nggak boleh jualan, nggak boleh aktivitas, tapi kalau kerjanya (dapur umum) kaya gitu, ya mana bisa," kata Risma.

Akhirnya, ia langsung mengancam akan memutasi para ASN yang bandel ke Papua, karena tidak turut membantu pekerjaan di dapur umum tersebut.

"Sekarang saya nggak mau lihat seperti ini, kalau saya lihat lagi, saya pindahkan ke Papua, saya nggak bisa mecat kalau nggak ada salah, tapi saya bisa pindahkan ke Papua sana teman-teman," kata dia.

Begitulah Risma, ia menjadi sosok yang muncul dengan lagak yang tak lazim. Terbaru, ia bahkan membuat Gubernur Gorontalo meradang karena Risma memarahi masyarakat Gorontalo.

Rekomendasi