7 Tahun Menjabat, Faisal Basri Sebut Jokowi Gagal Realisasikan Janji dan Hanya Bagi-bagi Rente

| 21 Oct 2021 18:55
7 Tahun Menjabat, Faisal Basri Sebut Jokowi Gagal Realisasikan Janji dan Hanya Bagi-bagi Rente
Presiden Joko Widodo saat Kampanye Pilpres 2019 (Antara)

ERA.id - Ekonom Faisal Basri mengaku kecewa Jokowi ingkar janji menggenjot ekonomi dengan memanfaatkan luasnya laut di Indonesia selama tujuh tahun menjabat.

Padahal, kata Faisal, Jokowi dalam pidatonya pada 2014 lalu akan mengembalikan Indonesia berjaya kembali atas lautnya.

"Hasilnya kemunduran laut. Jokowi tidak pernah lagi bicara tol laut," ujar Faisal seperti dikutip dari kanal YouTube FNN TV pada Kamis (21/10/2021).

Dia mengatakan, di era pemerintahan Jokowi, pembangunan infrastuktur pelabuhan tidak maksimal. Contohnya pembangunan sejumlah pelabuhan, di antaranya Pelabuhan Patimban serta Pelabuhan Kuala Tanjung.

Menurut Faisal, pembangunan pelabuhan itu sama sekali tidak mendesak. Alih-alih mendongkrak industri, tapi justru terkesan bagi-bagi jatah kepada pengusaha besar.

"Itu kan konsorsium Indika dan Chairul Tanjung. Kalau Kuala Tanjung ya Luhut (Menko Marves Luhut Binsar Pandjaitan)," kata Faisal.

"Bukan kita perkuat Tanjung Priok untuk bersaing dengan Singapura, karena kan pabrik-pabrik di Karawang itu nanggung mau ke Jakarta atau Patimban, jadi nggak ngirit, Padahal tujuannya untuk menopang industri, tapi ini untuk bagi-bagi rente," imbuhnya.

Lebih lanjut, Faisal juga menyinggung soal tambang batubara yang kebanyakan dikuasai oleh oligarki.

Berbeda dengan sikap pemerintah yang berani memberikan pajak bagi tambang sawit. Untung tambang batubara, menurut Faisal, pemerintah justru tidak mengenakan pajak ekspor.

"Sawit masih lumayan, negara berani majaki, masih dapet lah negara," kata Faisal.

"Tapi batubara, nggak berani pemerintah. Tidak ada petani batubara kan? Cuma ada oligarki yang ada di batubara. Tapi pemerintah tidak pernah berani mengenakan pajak eksport," imbuhnya.

Faisal lantas menyinggung sejumlah nama mulai dari Luhut Binsar Pandjaitan hingga Aburizal Bakrie yang bermain di bisnis tampang batubara. Dia mengatakan, saat ini kekayaan alam tidak lagi dimanfaatkan bagi kesejahteraan rakyat, tapi bagi kemakmuran para pengusaha.

"Sehingga bumi, air, dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara sebesar-besarnya bagi kemakmuran Aburizal Bakrie, Boy Thohir, Luhut, Sinar Mas. Bukan sebesar-besarnya bagi kemakmuran rakyat, tidak berani dipajaki," pungkasnya.

Rekomendasi