Hasto PDIP: Ahok Korban Politik, di Jakarta Banyak Bangun Masjid

| 12 Jan 2022 14:19
Hasto PDIP: Ahok Korban Politik, di Jakarta Banyak Bangun Masjid
Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok (Setkab)

ERA.id - Sekjen DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto menyebut Ahok sebagai korban politik. Hal itu ia sampaikan dalam acara HUT Ke-49 PDIP, beberapa waktu lalu.

Sebelum itu, ia menanggapi opini banyak pihak yang menganggap Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri mendukung Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok untuk maju di Pilkada DKI Jakarta.

"Memang Ibu Mega ini membangun persahabatan, dan memang sekali klik itu terus berlangsung. Dengan Pak Prabowo Subianto, ibu membangun persahabatan, dengan Pak Ahok, ibu membangun persahabatan. Dengan tokoh-tokoh nasional, dengan Buya Syafii Maarif tadi sudah disebut, dengan Kiai Said Aqil Siradj," kata Hasto.

Hasto juga bilang, Mega memiliki ketertarikan kepada orang-orang yang peduli lingkungan dan makanan.

"Pak Ahok ini punya mi khusus dari Bangka. Karena itu, seringkali dialog-dialog politik kebangsaan itu dilakukan sambil menikmati kuliner surganya nusantara yang begitu luar biasa," jelas Hasto.

Setelah itu, ia juga melihat posisi Ahok pada Pilgub 2017 merupakan korban politik. Padahal, kepemimpinan Ahok di Jakarta sangat luar biasa, bahkan banyak membangun masjid.​​​​​​​

Ahok, lanjut Hasto, juga memiliki ketegasan ketika menghadapi pihak-pihak yang ingin mendapat keuntungan kapital.

"Pak Ahok punya keberanian menghadapi itu. Karena itu hal ini sifatnya nature, karena Bu Mega dekat dengan sosok memang menjalankan tugasnya," kata dia.

Oleh karena itu, Hasto menerangkan sapaan akrab Ketua Umum Megawati dengan kalimat sahabat kepada Ahok tidak bisa disimpulkan sebagai dukungan politik.

"Jadi itu enggak ada hubungannya dengan Pilgub 2024. Pidato Ibu Ketum disampaikan langsung oleh beliau sebagai hasil kontemplasi, tujuannya agar PDIP dapat dukungan dengan masyarakat Indonesia agar masalah ini dapat diatasi bersama-sama. Tetapi kalau Bu Mega mau menetapkan Pak Ahok, juga itu kewenangan Bu Mega," tegas Hasto.

Rekomendasi