ERA.id - Pemerintah memprediksi gelombang Covid-19 yang disebabkan Varian Omicron akan mencapai puncaknya pada pertengahan Februari hingga awal Maret 2022.
Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, berkaca dari sejumlah negara lain puncak Varian Omicron akan terjadi dalam 35-65 hari ke depan.
Budi menjelaskan, Varian Omicron pertama kali terdeteksi di Indonesia pada pertengahan Desember 2021, sedangkan kenaikan kasusnya terlihat di awal Januari. Oleh karenanya, diprediksi puncak kasus Varian Omicron bisa terjadi dalam 35-65 hari mendatang.
"Jadi tergantung kita melihatnya dari mana. Indonesia pertama kali teridentifikasi (Varian Omicron) pertengahan Desember, tapi kasus kita mulai naik awal Januari," kata Budi dalam konferensi pers yang disiarkan di kanal YouTube Sekretariat Presiden, Minggu (16/1/2022).
"Nah, antara 35-65 haru akan terjadi kenaikan cukup cepat dan tinggi. Itu yang memang harus dipersiapkan masyarakat," kata Budi.
Meski begitu, Budi mengatakan bahwa tingkat perawatan pasien Varian Omicron di rumah sakit lebih rendah dibandingkan saat menangani Covid-19 Varian Delta. Karenanya, dia meminta masyarkat tidak perlu panik.
"Jadi, walaupun kenaikan lebih cepat dan tinggi, jumlah kasus akan lebih banyak dan penularan lebih cepat, tapi hospitalisasi lebih rendah. Sehingga seluruh rakyat nanti ketika ada kenaikan cepat dan banyak tidak usah panik, kita terus waspada," kata Budi.
Menurutnya, hingga saat ini tercatat sudah ada 500 pasien Varian Omicron yang dirawat di rumah sakit. Sebanyak 300 pasien sudah dipulangkan.
Sementara dari jumlah tersebut yang membutuhkan bantuan oksigen hanya tiga orang dan masuk dalam katergori ringan. Artinya, tidak sampai memerlukan ventilator.
"Jadi hanya oksigen biasa yang dipasang di mulut, tidak dimasukan ke dalam. Dan itu dari tiga orang yang diberikan oksigen, dua diantaranya sudah sembuh dan sudah pulang," kata Budi.
Lebih lanjut, Budi memastikan bahwa pemerintah akan terus memantau ketat perkembangan Covid-19 di tanah air. Selain itu juga mempersiapkan fasilitas kesehatan serta obat-obatan.
Budi bilang, sebanyak 400 ribu obat antivirus Covid-19 buata Pfizer, Paxlovid, telah tiba di Indonesia. Sisanya akan datang ke Tanah Air pada Februari dan mulai Maret akan mulai diproduksi di Indonesia. Obat-obatan ini bakal digunakan untuk mengantisipasi lonjakan Covid-19
"Paxlovid 400.000 tablet sudah datang, kami sudah lihat, rencananya juga akan diproduksi di Indonesia bulan Maret-April," kata Budi.